
BELAJAR DARI PENGALAMAN PRIBADI: Rusnawan Agung Wijaya semangat untuk menyuarakan aspirasi bagi orang tua anak berkebutuhan khusus. (REREN INDRANILA/RADAR JOGJA)
SLEMAN – Pengalaman pilu Rusnawan Agung Wijaya melihat kesulitan anaknya mencari sekolah, mendorongnya menjadi calon legislatif (caleg). Anaknya yang berkebutuhan khusus memberi Agung, sapaannya, semangat untuk menyuarakan aspirasi bagi orang tua dengan kisah serupa.
Pria 43 tahun tersebut maju sebagai caleg DPRD daerah pemilihan (Dapil) II Provinsi DIJ. Dapil tersebut meliputi Kretek, Pundong, Bambanglipuro, Jetis, Imogiri, Dlingo, Banguntapan, Pleret, dan Piyungan.
Sebagai seorang ayah, Agung prihatin dengan banyaknya sekolah yang belum mampu memfasilitasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Menurutnya, pemerintah belum melihat masalah ini sebagai suatu masalah serius. “Undang-undang ndak ada. Penjaminan belum jelas,” tutur ayah tiga anak tersebut.
Agung tak sendiri. Beberapa orang tua dengan ABK juga ternyata merasakan kesedihan dan kebingungan yang sama. “Ada setidaknya 6.000 ABK di Jogjakarta,” tuturnya.
Kebingungan itu muncul ketika anak hendak masuk sekolah. Banyak ABK yang sebenarnya memiliki kemampuan intelektual sama seperti anak normal lain. Sehingga tidak pas jika disekolahkan di SLB. Sedangkan sekolah umum lain belum mampu memberi fasilitas seperti kursi roda ataupun lift.
Selain keprihatinannya pada ABK, Agung juga memiliki visi dan misi di bidang pangan dan pertanian. Dia ingin agar produksi pangan dan pertanian di desa-desa bisa maju. Tak hanya itu, caleg dari Partai Nasdem ini berencana untuk mengembangkan desa IT di wilayah Bantul.
Sementara itu, Nasdem dipilih Agung sebagai kendaraannya karena prinsip partai yang tanpa mahar. Bagi Agung, prinsip tersebut sejalan dengan dirinya yang tak ingin ada politik uang. Lebih dari itu, pria yang hobi jalan-jalan tersebut bahkan sedang menggarap buku Korupsi Bukan Rejeki, Bro bersama sang istri yang juga menjadi caleg.
Turut aktif dalam menghilangkan tindak korupsi, Agung telah membangun Museum Korupsi di lahan seluas 400 meter persegi di Sleman. Kendati demikian, dia masih terkendala masalah perizinan.
Hal itu tak menyurutkan niatnya untuk aktif berpolitik dan melawan korupsi. Keputusannya terjun sebagai caleg pun mendapat dukungan penuh dari keluarga. Terlebih sang istri juga ikut terjun di politik dalam partai yang sama. (cr9/ila)