
GIAT : Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo tengah melakukan peninjauan teknologi rice transplanter di Gapoktan Sumber Lestari, Selasa (28/3). (PEMKAB SLEMAN for RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Pemkab Sleman mendorong para petani untuk mempercepat masa menanam. Hal ini lantaran musim penghujan yang diperkirakan akan selesai pada bulan Mei. Sehingga sisa musim penghujan harus dimanfaatkan dengan maksimal.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan Sleman Suparmono menyebut percepatan masa tanam diharapkan menjadi gerakan. Targetnya bisa panen sebanyak 3 atau bahkan 4 kali dalam setahun.
Salah satu teknologi yang digunakan untuk mempercepat masa tanam adalah rice transplanter. Teknologi ini memungkinkan penanaman menjadi lebih cepat dan efisien.
“Kita tenaga tandur kan susah. Kalau dengan ini bisa diselesaikan. Efisiensinya perhektar hemat sekitar Rp 2,7 juta dibandingkan dengan yang manual,” jelas Suparmono, Selasa (28/3).
Dia mengatakan teknologi ini hanya bisa diterapkan pada lahan yang tidak memiliki lumpur yang dalam. Misalnya di wilayah Sleman tengah dan timur.
Menurut Suparmono, meski belum menyeluruh, tapi hampir semua gabungan kelompok tani (gapoktan) telah menerapkan teknologi rice transplanter. Ini merupakan bantuan yang sebelumnya diberikan oleh Kementerian Pertanian. Kedepan, pihaknya mengupayakan untuk memperbanyak jumlah rice transplanter di Sleman melalui amggaran kabupaten.
“Alat ini sudah lama. Di sini baru dimanfaatkan lagi. Jumlahnya lupa. Mungkin puluhan atau ratusan. Sudah banyak juga yang menggunakan. Kita upayakan untuk diperbanyak,” katanya.
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengungkapkan teknologi rice transplanter ini diharapkan dapat mengamankan ketersediaan beras di Sleman. Apabila berlebih juga diharapkan bisa diberikan kepada daerah lain.
“Kalau menanam lebih cepat, pangan di Sleman tidak kekurangan. Sekaligus surplus bisa diberikan ke kabupaten yang lain,” ujarnya. (isa/Dwi)