RADAR JOGJA – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman mencatat tren volume sampah saat Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri mengalami peningkatan. Merujuk pada data 2022, volume sampah dengan periode yang sama mencapai 409,46 meter kubik. Angkanya meningkat 56,23 meter kubik dari 2021 sebanyak 353 meter kubik.
“Mayoritas sampah berasal dari rumah tangga, yang paling menonjol sampah makanan. Kemudian baru sampah plastik,” ungkap Kepala DLH Kabupaten Sleman Epiphana Kristiyani di kantornya kemarin (24/3).
Sebab, lanjut Epi, selama Ramadan dan Lebaran kecenderungan masyarakat berbelanja makanan tinggi. Sehingga kemudian menghasilkan sampah sisa-sisa makanan. Demikian juga pedagang kuliner yang semakin marak saat Ramadan.
Sedangkan volume sampah meningkat, disebut karena masayarakat masih mengandalkannya untuk pembungkus makanan.
Adanya tren peningkatan volume sampah tersebut, Epi menekankan, agar masyarakat membawa kantong sendiri sewaktu berbelanja. Kemudian bagi penjual makanan, agar memanfaatkan daun-daunan yang lebih ramah lingkungan sebagai pembungkus makanan. Dengan demikian dapat menekan penggunaan plastik. “Di dalam berkegiatan Ramadan silahkan membawa tas dari rumah. Kemudian agar tetap memilah sampah,” kata Epi.
Melalui kesadaran pengelolaan dengan memilah sampah, agar volume sampah yang di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Piyungan berkurang. “Apalagi Bupati (Sleman, Red) mengatakan pembuangan sampak ke TPA dibatasi hingga akhir Maret ini, Sleman harus bisa mengelola sampahnya sendiri. Nah ini menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama, untuk bagaimana kita peduli sampah,” ujar Epi.
Disebutkan, potensi sampah harian di Kabupaten Sleman mencapai 738 ton per hari. Penduduk Kabupaten Sleman mencapai 1,2 juta. Ditambah penduduk pendatang mencapai 200-300 ribu orang. Asumsinya, satu orang menghasilkan sampah 0,65 kilogram sehari. Adapun sampah yang di buang ke TPA Piyungan mencapai 330 ton per hari. Terdiri dari sampah rumah tangga, pasar, lembaga atau kampus, swasta dan lain-lain.
Rukmana, 23, warga Mlati, menilai penggunaan sampah plastik semakin hari semakin banyak. Karena hampir semua produk dibungkus plastik. Meski upaya membawa tas belanja yang dilakukannya, hal ini harus menjadi budaya bersama. “Plastik sudah menjadi kebutuhan masyarakat dan sulit dihindari. Soal sampah harus membutuhkan ketegasan setiap individu,” bebernya. (mel/eno)