RADAR JOGJA – Pusat Kedokteran Tropis (PKT) UGM mengembangkan aplikasi mobile Tuberkulosis Monitoring (TOMO). Inovasi ini disebut dapat mempermudah komunikasi pengawasan dalam minum obat pasien tuberkulosis (TB) resisten obat (RO).

Sebab pengobatan pasien TB RO tidak hanya memerlukan waktu enam bulan. Namun bisa berjalan 9-11 bulan untuk standar jangka pendek. Bahkan mencapai 18-24 bulan untuk pengobatan jangka panjang.

Komitmen panjang pasien untuk minum 3-7 obat setiap harinya dalam jangka waktu lama mendorong adanya pengawas menelan obat (PMO). “(Sehingga, Red) inovasi berupa TOMO ini untuk mendukung keberhasilan penanganan TB RO,” ungkap Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM Riris Andono Ahmad kemarin (21/3).

Riris menuturkan, TOMO merupakan aplikasi seluler terpadu yang dikembangkan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas layanan TB RO. Aplikasi ini diharapkan mampu menjembatani kesinambungan layanan manajemen klinis TB. Selain itu, TOMO bisa menjadi medium untuk mempercepat penanganan efek samping yang dialami pasien TB RO.
Riris berharap, kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini bisa mengurangi kemungkinan pasien berhenti pengobatan. Sehingga menekan kemungkinan resistensi obat yang lebih luas.

Disebutkan Riris, terdapat dua aplikasi TOMO. Yakni TOMO bagi pasien beserta keluarga dan TOMO CM untuk tenaga kesehatan. Fitur pada kedua aplikasi tersebut memiliki perbedaan sesuai peran masing-masing. TOMO untuk pasien, menitikberatkan fitur mengirimkan informasi telah meminum obat, fitur pengingat otomatis minum obat, fitur menyampaikan keluhan yang dialami, dan dilengkapi informasi edukatif untuk pasien.

Sementara TOMO CM, mempermudah case manager dan pihak puskesmas untuk merespons keluhan pasien, mengatur jadwal kunjungan pasien, dan memvalidasi informasi minum obat pasien setiap harinya. Di samping itu, mempermudah tenaga ahli klinis untuk mengobservasi keluhan pasien secara real time, melihat jadwal kontrol rutin pasien, serta memberikan rangkuman informasi minum obat dan keluhan pasien.

Saat ini, aplikasi TOMO telah diimplementasikan di tiga rumah sakit yaitu RSUD dr Moewardi, RSUP Surakarta, dan RS Paru Respira sejak 2021. Penggunaanya telah tersebar di 11 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dan DIJ. Di Jawa Tengah ada 53 pasien dan 23 puskesmas dari delapan kabupaten yang telah menjadi pengguna aktif TOMO.

Ke depan, TOMO akan terus dikembangan dan diperluas penggunaannya. Dalam waktu dekat, akan disusun Application Programming Interface bersama Digital Transformation Office Kemenkes. Pengembangan akan berfokus untuk mengintegrasikan data RS rujukan TB dan puskesmas untuk mencapai perawatan kolaboratif pasien TB RO. (eno)

Sleman