
MINIM: Guru Bahasa Jawa MAN 1 Sleman Beny Naziro Annas saat menerima penghargaan sebagai guru terbaik pembimbing sesorah bahasa Jawa. Namun saat ini, dia mulai prihatin dengan berkurangnya penutur bahasa jawa pada anak zaman sekarang.(DOKUMENTASI MAN 1 SLEMAN)
RADAR JOGJA – Anak-anak zaman sekarang disebut kurang menguasai bahasa ibu, khususnya bahasa Jawa. Hal ini karena mereka tidak dibiasakan menggunakan bahasa Jawa, terlebih krama saat di sekolah maupun rumah.
“Pernah saya tanyakan kepada mereka (anak-anak, Red) kenapa kok tidak mengunakan bahasa Jawa, katanya tidak bisa. Di rumah juga jarang mengunakan krama,” ujar guru Bahasa Jawa MAN 1 Sleman Beny Naziro Annas.
Berangkat dari masalah itu, Beny pun khawatir, apakah ke depan bahasa Jawa bisa bertahan. “Selain itu, semakin banyak yang tidak bisa maka semakin banyak yang mencarinya,” lanjutnya.
Kondisi ini, berawal dari peran orang tua dan lingkungan yang jarang mengajarkan dan menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari. “Jika orang tua memasrahkan ke sekolah, itu juga sangat kecil untuk membantu,” ungkap Beny.
Sebab, pelajaran bahasa Jawa di sekolah hanya diberikan selama dua jam setiap minggunya. “Apabila beban itu ditujukan ke sekolah maka kurang maksimal,” sebutnya.
Koordinator Pelindungan Bahasa Jawa BBY Ratun Untoro menyatakan, bahwa berkurangnya penutur bahasa Jawa krama pada anak-anak, perlu dilakukan gerakan literasi. Guna meningkatkan minat anak-anak dalam belajar bahasa Jawa. “Sekarang banyak terdapat game online yang membunuh literasi anak-anak tersebut,” tutur Ratun.
Ada baiknya, di setiap sekolah mampu memberikan jam khusus untuk membaca serta bercerita dalam bahasa Jawa. “Hal tersebut sangat berguna bagi pendidikan anak-anak untuk mempertahankan bahasa ibu yaitu khususnya bahasa Jawa,” tandasnya. (cr2/eno)