RADAR JOGJA – Gunung Merapi kembali erupsi, mengeluarkan guguran awan panas sekitar pukul 12.12 ke arah Kali Bebeng dan Kali Krasak, kemarin (11/2). Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyampaikan erupsi masih berlangsung dan masyarakat diminta menjauh dari radius 7 Kilometer.”Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga,’’ ujar Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan dan barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 KM. Kemudian Sungai Bedog, Bebeng, dan Krasak sejauh maksimal 7 KM. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 KM dan Sungai Gendol 5 KM.

Agus menyebut, lontaran material vulkanik apabila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 KM dari puncak. Suplai magma baik dari dalam maupun dangkal masih berlangsung saat berita ini ditulis. Itulah yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran (APG) di dalam potensi daerah bahaya.”Hujan dapat memicu terjadinya lahar dan ketidakstabilan kubah lava. Karena itu, masyarakat diminta agar tidak beraktivitas di sungai dalam wilayah KRB ketika terjadi hujan di puncak Merapi,” jelasnya.

Ditambahkan, pada tebing barat laut masih terjadi pergerakan berdasarkan data EDM dan data drone. Namun kondisinya masih stabil. Agus menegaskan tidak terbatas pada daerah potensi bahaya saja. Namun dusun-dusun di KRB III termasuk di sektor barat-barat laut diimbau waspada. Mereka diminta melakukan upaya penguatan kapasitas menghadapi bencana Gunung Merapi melalui persiapan

sarana-prasarana, pelatihan kesiapsiagaan, dan simulasi-simulasi.
Sementara itu, berdasarkan laporan oleh Pos Pengamatan Gunung Merapi, BPBD, serta relawan dan masyarakat di lereng Gunung Merapi, hujan abu secara dominan mengarah ke sektor barat laut-utara dengan intensitas
bervariasi.

Dilaporkan hingga pukul 15:30 WIB, titik terjauh jangkauan hujan abu berada di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, sejauh 33 KM dari puncak Gunung Merapi. (lan/din)

Sleman