
EVEN : Jumpa pers terkait CMFest 3.0 di Pendopo Parasamya Sleman, Senin (30/1). (ANNISSA KARIN/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Gelaran Creative Millennialpreneurs Festival (CMFest) 3.0 akan kembali diselenggarakan pada 2 hingga 5 Februari 2023. Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman bersama SMAN 1 Cangkringan. Tujuannya guna memberi semangat pada kaum milenial untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur atau wirausaha.
Sekretaris Disperindag Sleman Tina Hastani menuturkan even ini bertujuan menumbuhkan jiwa wirausaha. Berlangsung di Sleman City Hall, acara ini akan diikuti oleh 24 kelompok wirausaha di SMAN 1 Cangkringan. Selain itu juga 40 IKM anggota Rumah Kreatif Sleman (RKS).
“Kegiatan ini mengusung tagline ”SemangArt!”. Diambil untuk menyampaikan pesan kepada pelaku IKM dan generasi muda untuk terus bersemangat berkarya dengan mengembangkan produk bernilai seni dan budaya,” jelas Tina saat jumpa pers di Pendopo Parasamya Sleman, Senin (30/1).
Berkaca pada gelaran CMFest sebelumnya, Tina menyebut produk yang dibuat milenial telah memenuhi standar. Bahkan, tak kalah jika dibandingkan dengan produk-produk yang dijual di pusat perbelanjaan.
Dia juga menilai antusias terus meningkat. Ini karena alumni peserta CMFest turut memberikan motivasi. Sehingga angkatan di bawahnya tertarik untuk bergabung pada CMFest selanjutnya.
“Kami ingin mengangkat produk-produk mereka yang tidak kalah dengan produk mal. Meskipun anak-anak muda, tapi kreativitas dan inovasinya tidak usah diragukan lagi. Bisa dan siap bersaing,” katanya.
Kepala SMAN 1 Cangkringan Warsun Latif menjelaskan siswanya sangat antusias menyambut CMFest 3.0. Nantinya akan menampilkan beragam produk. Mulai dari produk kuliner, fesyen, hingga karya batik.
Seluruh produk, lanjutnya, telah melalui proses kurasi oleh Disperindag Sleman dan Rumah Kreatif Sleman (RKS). Sehingga dipastikan aman dan telah lolos uji kelayakan.
“Berkaitan dengan kualitas sudah dikurasi. Apakah ini sudah layak untuk menjadi masakan, ternyata sudah. Dari kualitas produknya kemudian kemasannya juga sudah layak dan lolos. Dalam arti sudah bisa dikonsumsi oleh masyarakat,” ujar Warsun.
Warsun mengaku pihaknya telah membekali siswa dengan keterampilan berwirausaha. Minat, bakat, dan kemampuan siswa dalam berwirausaha dikembangkan melalui salah satu mata pelajaran yaitu Pendidikan Kewirausahaan (PKWU).
Dalam pelajaran tersebut, para siswa dilatih untuk menciptakan produk-produk berkualitas. Tentunya yang layak untuk dipasarkan.
“Kami bekali dengan sifat, sikap, dan semangat mandiri untuk berwirausaha. Kalaupun anak-anak kami yang SMA tidak semua kuliah karena suatu hal, bisa menjadi berkah untuk menggerakkan roda ekonomi, bekerja sama dengan UMKM,” kata Warsun. (isa/dwi)