RADAR JOGJA – Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman melakukan sejumlah upaya rekayasa lalulintas guna mencegah kemacetan saat malam pergantian tahun. Upaya ini diterapkan di 7 titik yang paling berpotensi menimbulkan kemacetan. Diantaranya yaitu Tempel, Denggung, Bundaran Jombor dan Gamping. Ada juga di Jalan Adisucipto, simpang tiga UIN, dan simpang tiga Janti.

Kepala Dinas Perhubungan Sleman Arip Pramana menjelaskan rekayasa wlayah Tempel untuk antisiapsi antrian kendaraan dari arah Magelang. Jalan alternatif menuju timur diarahkan melalui ruas Tempel-Pakem-Cangkringan-Prambanan. Untuk tujuan ke barat melewati kawasan Tempel-Godean-Klangon.

“Lalu di Denggung, arus di area simpang empat Pengadilan Negeri Sleman dari arah barat, dialihkan ke arah utara menuju Jalan Merbabu, dan ke arah selatan menuju simpang 4 Kronggahan Kecil. Apabila terjadi kepadatan arus di seputar Lapangan Denggung Jalan Magelang, Jalan KRT Pringgodiningrat, arus lalin dari arah selatan dialihkan menuju Jalan PJKA,” jelas Arip melalui keterangan tertulis, Jumat (30/12).

Rekayasa lalu lintas di Bundaran Jombor diterapkan apabila terjadi kepadatan di seputar JCM. Pengendara yang akan keluar dari JCM dipecah melalui pintu depan dan pintu belakang JCM. Selain itu, arus dari arah selatan bundaran Jombor juga dialihkan ke barat menuju simpang 4 Kronggahan.

Sementara manajemen rekayasa lalu lintas Gamping dilakukan pada saat terjadi kepadatan arus lalin keluar dan masuk Jogjakarta. Pengaturan manual selektif prioritas akan dilakukan. Arus lalin lajur kiri yang menuju Jalan Siliwangi dialirkan terus tidak mengikuti traffic. Pengalihan arus lalin ke arah Ringroad Selatan di simpang 3 Gamping juga dilakukan.

“Untuk manajemen rekayasa lalu lintas di Jalan Adisucipto akan dilkaukan secara manual (penarikan arus), manajemen trafick, dan buka tutup–turn di sepanjang Jalan Ploting Pers di simpang 3 UIN. Diantaranta U-turn Gajah Uwong, U-turn Sriwedari, U-turn McD, dan U-turn PU,” kata Arip.

Buka tutup arus lalin juga dilakukan di simpang 3 UIN yang mengarah ke timur. Selain itu, U-turn di sepanjang Jalan Laksda Adisucipto mulai dari simpang 3 UIN sampai dengan simpang 3 Janti ditutup. Sementara di simpah 3 Janti, arus lalin dari arah timur akan dialihkan ke arah selatan menuju ke Ringroad Selatan. Alternatif lainnya bisa putar balik di U-turn bawah flyover Janti.

“Apabila terjadi kepadatan arus di Jalan Laksda Adisucipto, maka seluruh U-turn ditutup, sehingga arus lalin diputar balik di U-turn bawah flyover Janti. Personil akan ditempatkan pada U-turn di sepanjang Jalan Laksda Adisucipto dan titik rawan macet,” ujar Arip.

Arip meminta para pengunjung  untuk tetap waspada dan memperhatikan imbuan yang dikeluarkan Dinas Perhubungan. Utamanya di destinasi Tebing Breksi. Mengingat kondisi jalan di sana yang terbilang curam, Arip mengimbau pengendara untuk menggunakan gigi satu saat turun dari Tebing Breksi.

Pemasangan spanduk dan upaya patrol pada jam-jam padat wisatawan juga dilakukan guna mencegah terjadinya laka lantas. Selain Tebing Breksi, jalan menuju Obelix Hills juga curam. Ditambah lagi jalan ke arah Obelix Hills hanya mampu dilalui oleh mobil ringan.

“Menekankan kepada para pengelola bus besar hanya boleh sampai tempat shuttle di Jalan Pereng. Pengaturan rekayasa arus lalin yaitu kendaraan ringan yang akan menuju ke Obelix Hills disediakan melalui jalur Jalan Candi Ijo-Tebing Breksi-Obelix,” kata Arip. (isa/dwi)

Sleman