RADAR JOGJA – Mobil Semar Proto buatan mahasiswa UGM sabet juara satu kategori prototype listrik se-Asia Tenggara. Dengan hasil 586,9 kilometer (km) per kilowatt-hour (kWh), Semar Proto mampu mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang China dengan jarak tempuh 501 km per kWh.

Ketua Tim Semar Proto Adzim Mardiansjah menjelaskan, raihan tersebut mampu menyingkirkan 49 tim yang berasal dari berbagai negara. Di antaranya Malaysia, Nepal, India, Korea Selatan, Kazakhstan, hingga Singapura. “Ini rekor baru buat kami dan kompetisinya,” ucapnya di UGM kemarin (18/11).

Menurutnya, mobil listrik tersebut mampu menempuh jarak 32 kilometer per jam. Dengan daya charging selama 20 menit. Bisa digunakan untuk lintasan datar dan menanjak dengan sudut kemiringan 20 derajat. “Karena mobil ini difokuskan lebih pada daya dan transmisi seirit mungkin. Fokus dilombakan, tidak menonjolkan kecepatan,” bebernya.

Mobil ini, lanjutnya, komponennya didesain sehemat dan seringan mungkin. Kerangka mobil terinspirasi dari bentuk hiu. Berukuran panjang sekitar 2,7 meter, lebar 0,7 meter, dan tinggi 0,6 meter. Berat mobil kisaran 20 kilogram, den memiliki beban di angka 50-55 kilogram.

Body mobil, terbuat dari karbon fiber. Kaca depan lebar, dengan dua spion berada di dalam mobil. Cara mengendarainya, sambil tiduran. Driver memegang stang layaknya naik motor.

Adzim menyebutkan, Semar Proto ini dirancang awal 2020 oleh 20 personel. Prosesnya diawali dengan desain perhitungan dan simulasinya. Lalu dieksekusi pada awal 2021. Dimulai dari proses manufacturing.

Pada 2021 lalu Semar Proto pernah menang dikancah nasional. Saat maju ke Asia belum mampu menaklukan China. Pada 2019 dapat hasil 397 km per KWh.
Kini Semar Proto dikembangkan lebih baik. “Tak menyangka, menang,” sambungnya.

Driver Semar Proto UGM Adam yudhistira membeberkan, menjadi driver mobil listrik ini tidaklah sulit. Kendalanya hanya saat terik. Kaca mobil yang cenderung melebar ini sedikit menyilaukan. “Pandangan agak terganggu. Dan di dalam (mobil, Red) agak panas,” bebernya.

Misalnya saat perlombaan di Sirkuit Mandalika beberapa waktu lalu. “Panas dan silau,” lanjutnya.

Mobil ini dibuat memakan anggaran Rp 200 juta. Meski saat ini masih dalam proses pengembangan, timnya siap memenuhi kebutuhan pasar. Jika ada industry maupun kampus yang akan memproduksi dalam jumlah besar. “Karena mobil ini didesain di area lintasan, mobil ini digunakan hanya saat kondisi terang medannya bagus. Di pakai saat hujan, tergantung curah hujan dan lintasan,” ungkap Nazil Nasruddin, tim bagian motor penggerak listrik dan kelistrikan Semar Proto. (mel/eno)

Sleman