
LUSA MULAI SOSIALISASI: Petugas melakukan pengerjaan pembangunan tol di kawasan Margomulyo, Mlati, Sleman.(12/11).(ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Sosialisasi pembebasan lahan tol Jogja-YIA kepada warga dimulai 16 November hingga 1 Desember 2022 di Kabupaten Kulonprogo. Sedangkan di Kabupaten Bantul dan Sleman, 5 hingga 30 Desember 2022.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIJ Krido Suprayitno mengatakan, sosialisasi tol dengan panjang ruas sekitar 38,75 Km itu cukup lama. Sebab, ada tiga kabupaten yang dilewati. “Menjelang tahun baru rampungke (selesai) sosialisasi. Cukup lama wong 11 kapanewon dan 30 kalurahan,” jelasnya kemarin (13/11).
Luas lahan yang dibutuhkan untuk megaproyek itu diperkirakan lebih dari 500 hektare. Jumlah 6.173 bidang. Tahapan sosialisasi, salah satunya bertujuan memperoleh data awal. “Data awal untuk memperoleh data nominatif warga terdampak di konsultasi publik. Sehingga outputnya disosialisasi memperoleh data nominatif,” tandasnya.
Dalam kegiatan sosialisasi akan menghadirkan pihak Dispertaru DIJ, Kanwil BPN, PPK jalan tol Jogja-Solo. Selain itu juga akan didampingi dari pihak PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM).
“Konsorsium dari awal sudah kita lewatkan lewat JMM karena konsorsium itu untuk mendampingi kami kalau ada solusi-solusi persoalan trace. Misalnya ada rekayasa teknis tol, kan menyangkut pembiayaan, termasuk pemetaan dampak sosial,” tambahnya.
Setelah sosialisasi selesai, proses selanjutnya adalah izin penetapan lokasi (IPL). Namun dengan catatan pemberkasan konsultasi publik masyarakat bisa selesai. Sehingga kecepatan itu tergantung pada kelengkapan pemberkasan.
Diketahui, rencana trase tol Jogja-YIA bakal ada tiga exit toll. Meliputi exit toll Gamping, Sentolo, dan Wates. Krido menyebut sesuai arahan gubernur DIJ, exit toll dapat digunakan sebagai rest area bagi mereka yang tidak menggunakan jalan tol.
“Exit toll itu masuk satu paket tol. Sudah masuk desainnya. Exit toll sekaligus exit area yang bisa dinikmati sesuai arahan gubernur. Bisa dinikmati non tol,” jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris daerah (Sekda) Sleman Harda Kiswaya juga mengatakan kesiapan pemanfaatan exit toll di wilayah Sleman. Menurutnya, akan berbanding lurus dengan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan warga Sleman.
“Perekonomian Sleman akan sangat diuntungkan. Kebutuhan investasi pasti ikut berkembang. Rest area bisa mengangkat perekonomian,” ujarnya.
Sebelumnya, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Jogja-Solo Dian Ardiansyah mengatakan, sembari menunggu jadwal dan pelaksanaan sosialisasi, proses pembangunan seksi 1 dan 2 tol Jogja-Solo terus berlanjut. “Yang jelas seksi 1, 2 dan seksi 3 terus berjalan semua. Khususnya di pengadaan tanahnya,” tandasnya. (lan/laz)