
BOBOL : Rektor UGM Ova Emilia didampingi Wakil Rektor UGM Arie Sujito menjelaskan kronologi peretasan puluhan website UGM saat ditemui di Balairung UGM, Senin (24/10). (DWI AGUS/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Puluhan website milik UGM Jogjakarta diretas oleh sosok tak bertanggungjawab. Pelakunya mengatasnamakan Aktivist Indonesia dengan nama Bangsin. Peretasan terdeteksi sejak Senin pagi (24/10).
Dalam halaman website terpampang narasi dari peretas. Berupa dorongan agar kampus menyelesaikan masalah jual beli konten seksual. Terutama kepada pelaku yang mengunakan latar belakang kampus.
“Kita cek dulu. Kita enggak bisa mengatakan bahwa itu suatu hal yang itu valid jadi mungkin kita akan verifikasi dan bagaimana karena sesuatu itu memang kita cek dulu kan keabsahannya,” jelas Rektor UGM Ova Emilia ditemui di Balairung UGM, Senin (24/10).
Ova memastikan pihaknya melindungi penuh mahasiswanya. Termasuk dari aksi pelecehan seksual di kampus. Dikuatkan dengan adan Surat Keputusan Rektor dan pembentukan satuan tugas.
Langkah antisipasi terbentuk hingga level fakultas. Dengan tujuan berlangsung maksimal dan optimal. Tindakan berupa perlindungan kepada korban dan investigasi terhadap terduga pelaku.
“Pasti, karena kami juga sudah mempunyai aturan SK Khusus dan Satgas juga untuk hal tersebut. SOP yang sudah in place dan itu diaplikasikan sampai ke level fakultas. Jadi saya kira itu merupakan concern dari Universitas,” katanya.
Tentang website, Ova mengakui ada kelemahan. Sehingga terjadi pembobolan yang berujung peretasan. Terlebih dalam kasus ini mencapai puluhan website.
Ova menyadari aksi ini adalah konsekuensi dari kemajuan teknologi. Potensi pembobolan bisa terjadi sewaktu-waktu. Langkah antisipasi dengan koordinasi internal untuk memperkuat keamanan jaringan internal.
“Setiap hari itu bertambah kecanggihannya sehingga kemungkinan untuk diretas itu merupakan sesuatu hal yang harus kita antisipasi dari sejak awal. Jadi sejak awal itu bukan merupakan sesuatu hal yang sangat spesial tapi itu memang merupakan hal yang harus kita hadapi di era digitalisasi seperti ini,” ujarnya.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat dan Alumni UGM Arie Sujito memastikan akan ada evaluasi. Terutama untuk memperbaiki sistem keamanan website secara menyeluruh.
“Salah satu PR buat penyelenggara pendidikan diantaranya itu adalah melakukan proteksi keamanan data dan itu harus menjadi bagian concern kita dan akan dilakukan perbaikan sedemikian rupa supaya kita bisa melakukan perlindungan sebaik mungkin,” katanya. (Dwi)