
PEMIMPIN : Kepala Staf Angkata Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman bersama Rektor UGM Ova Emilia saat menjadi pembicara tentang Kepempimpinan di Balai Senat UGM, Senin (24/10). (DWI AGUS/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Kepala Staf Angkata Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman bercerita tentang pengalamannya kepada mahasiswa S2 dan S3 UGM. Terutama tentang menjadi sosok pemimpin yang baik. Tak hanya memimpin sebuah institusi tapi juga mampu mengayomi anak buahnya.
Berbagai pengalaman ini dia bagikan sebagai pemateri strategi kepempimpinan. Kedatangannya sendiri atas undangan UGM Jogjakarta. Untuk berbagai oengalam dan ilmu tentang strategi kepemimpinan di Balai Senat Universitas Gadjah Mada (UGM), Senin (24/10).
“Saya diminta untuk menyampaikan tentang strategi kepemimpinan. Ya artinya leadership style yang selama ini sudah kita lakukan. Bagaimana menjadi seorang pemimpin yang diidam-idamkan,” jelasnnya ditemui di Balairung UGM, Senin (24/10).
Dihadapan mahasiswa S2 dan S3, Dudung menjabarkan apa arti seorang pemimpin. Tak cukup menjadi sosok yang dipercaya untuk memimpin. Pemimpin juga harus mampu mengayomi dan mensejahterakan bawahannya.
Sosok pemimpin, lanjutnya, dapat menjadi peneduh dan menghadirkan rasa nyaman. Disatu sisi tetap tegas atas kesalahan. Selanjutnya instrospeksi atas kesalahan bawahan juga sebagai kesalahan pemimpin.
“Sehingga pemimpin itu setiap kehadirannya selalu memberikan keteduhan, kenyamanan sehingga di dalam melaksanakan kegiatan antara pemimpin dan yang dipimpin itu terjadi berkesinambungan sehingga organisasi itu bisa berjalan dengan baik,” katanya.
Disatu sisi diakui oleh Dudung tak mudah menjadi pemimpin yang ideal. Ini karena pasti tetap ada ketidakpuasan atas metode kepempimpinan. Langkah penting seorang pemimpin selanjutnya adalah menjadi pendengar yang baik.
Dalam sebuah organisasi, termasuk TNI, Dudung menilai komunikasi sangatlah penting. Pemimpin, menurutnya harus terus berkomunikasi secara intens. Sehingga mampu menangkap keresahan secara internal maupun eksternal.
“Pemimpin yang hebat yang mengerti bagaimana kondisi anak buahnya. Saat mengambil keputusan maka seorang pemimpin juga harus melibatkan bawahannya. Harus bismilah dulu karena salah-salah sengsara,” ujarnya.
Rektor Universitas Gadjah Mada Ova Emilia menuturkan forum executive lecture series merupakan program dari Sekolah Pascasarjana UGM. Untuk kali ini mengundang KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman. Temanya adalah tentang kepemimpinan.
Ova menuturkan bahwa setiap organisasi akan mengalami situasi ketidakpastian. Merupakan imbaskecepatan perubahan lingkungan yang tidak terkendali. Kompleksitas krisis bisa berdampak pada stabilitas organisasi.
“Dengan kondisi kompleksitas dan ambiguitas, memerlukan pemikiran cerdas dari seorang pemimpin,” katanya.
Kepemimpinan yang baik, lanjutnya, harus bisa beradaptasi dengan perubahan kondisi. Selain itu juga mampu mengakomodasi proyeksi kebutuhan. Termasuk tantangan masa mendatang.
“Seorang pemimpin bisa menjadi sosok inspiratif dan patron keteladanan yang akan membentuk ketangguhan budaya organisasi dalam menghadapi perubahan dan tantangan di era disrupsi,” ujarnya. (Dwi)