RADAR JOGJA – SDN 1 Banyurejo, Tempel ikut terdampak pembangunan jalan tol Jogja-Bawen belum direlokasi. Hal ini karena tanah pengganti masih menunggu izin dari Gubernur DIJ.

Kepala Sekolah SDN 1 Banyurejo Ismana mengaku, tanah pengganti sekolahnya adalah tanah kas desa. Namun masih dalam proses pengajuan. “Menunggu izin dari Sultan,” ucapnya kemarin (5/9).

Sekolah yang belum direlokasi, membuat aktivitas 96 siswanya terganggu. Karena pembangunan di sekitar sekolah sudah berjalan. Bahkan saat pembersihan dan penimbunan lahan di belakang sekolah, mengakibatkan getaran cukup keras. Disebutnya, getaran itu mirip lindu. Belum lagi debu yang disebabkan alat berat yang melewati sekolah. “Meja sampai tebal karena debu,” keluhnya.

Mengurangi dampak itu, lanjutnya, petugas pembangunan tol sudah melakukan penyiraman. Selain itu, proses penimbunan diakuinya kini sudah berhenti. Namun tidak menutup kemungkinan, hal serupa tetap akan terjadi saat pekerjaan dimulai kembali. “Kami harapkan segera action (pemerintah, Red) membangunkan gedung baru bagi kami,” tegasnya.

Lurah Banyurejo Saparjo mengatakan, pengganti tanah untuk bangunan SDN Banyurejo 1 adalah tanah pelungguh Kamituwa Banyurejo. Sebagai lurah, dia pun sudah mengizinkan. Namun alih fungsi tanah pelungguh, harus mendapatkan izin dari Gubernur DIJ. “Secara izin saat ini belum ada proses. Belum ada yang ngajuin. Kalau menurut saya, yang harus mengajukan dari dinas pendidikan,” bebernya.

Sementara itu, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Tol Jogja-Bawen Mustanir mengatakan, bangunan yang berada di atas tanah kas desa harus berproses sesuai ketentuan yang berlaku. Jika izin alih fungsi sudah ada, sekolah akan segera dibangun. “Karena kalau dari sisi kami instansi pemohon, akan membangunkan kalau ketersediaan tanah pengganti sudah ada,” sebutnya. (lan/eno)

Sleman