
MENUNGGU : Salah seorang pedagang Pasar Sleman tengah menunggu pembeli di lapaknya, Senin (27/6). (ANNISSA KARIN/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Menjelang hari raya Idul Adha, sejumlah harga bahan pokok mengalami kenaikan. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman Mae Rusmi Suryaningsih mencatat dari sebanyak 13 komoditi bahan pokok, hanya ada dua komoditi yang mengalami penurunan harga. Diantaranya, gula pasir dan bawang putih.
Sebelumnya, pada Mei lalu gula pasir dibanderol dengan harga Rp. 14 ribu/kilogram, kini berada diharga Rp 13.688/kilogram. Sementara, komoditas bawang putih yang sebelumnya dibanderol seharga Rp 34.125/kilogram, kini Rp 33.250/kilogram.
“Harga-harga di Sleman masih dibawah harga nasional. Telur, harga kita Rp 26 ribu/kilogram, sementara harga nasional Rp 29 ribu/kilogram,” jelasnya saat ditemui di Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sleman, Senin (27/6).
Meski demikian, beberapa komoditas lain seperti cabai, bawang merah, dan minyak goreng justru terus mengalami kenaikan harga. Pada Mei lalu, cabai rawit merah dibanderol Rp 57.375/kilogram. Melonjak drastis hingga Rp 89.375/kilogram.
Untuk bawang merah yang sebelumnya Rp 39.333/kilogram menjadi Rp 53.875/kilogram. Sementara minyak goreng curah yang sebelumnya dibanderol Rp. 16.163/kilogram naik menjadi Rp. 16.538/kilogram.
“Harga di pasar memang mengalami kenaikan. Namun, saya kira masih cukup wajar dengan adanya permintaan yang naik. Beberapa naiknya cukup drastis seperti cabai dan bawang merah, karena faktor cuaca dan penyakit,” katanya.
Meski sebagian besar bahan pokok mengalami kenaikan harga, tapi Mae memastikan stok yang ada dapat mencukupi kebutuhan. Dia juga mengimbau masyarakat untuk tak membeli kebutuhan bahan pokok secara berlebihan. Hal ini untuk menjaga ketersediaan stok dan menjaga harga agar tak kembali naik.
“Mengimbau masyarakat untuk tidak belanja berlebihan. Itu yang bisa menekan harga. Kalau semua belanjanya berlebihan, pasokannya kurang, otomatis naik (harganya). Kalau semuanya wajar, sebenarnya stok ini cukup,” imbaunya. (isa/dwi)