RADAR JOGJA – Corporate Secretary PT. TWC Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Emilia Eny Utari memastikan jajarannya siap uji coba operasional. Tercatat tiga candi dibawah kelola PT. TWC mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat. Diantaranya Candi Borobudur dan Candi Prambanan di Jawa Tengah dan Candi Ratu Boko di Sleman DIJ.
Pihaknya masih menunggu QR Code dari pemerintah pusat. Fungsinya sebagai pendataan para pengunjung yang datang di ketiga destinasi wisata. Untuk kemudian menjalani uji coba penggunaan aplikasi Peduli Lindungi.
“Masih menunggu dari Kemenparekraf karena harus uji coba atau simulasi untuk penggunaan aplikasi Peduli Lindungi. Masih menunggu barcode (QR Code) dari pusat,” jelas Emilia Eny Utari dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (8/9).
Penggunaan aplikasi Peduli Lindungi menjadi syarat wajib. Setiap pengunjung harus memindai QR Code di setiap pintu masuk. Kebijakan ini juga berlaku untuk para karyawan.
Secara umum PT. TWC mengampu empat destinasi wisata. Selain wilayah DIJ dan Jawa Tengah adapula Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta. Keempatnya masuk dalam 20 destinasi wisata di Indonesia yang bisa melakukan uji coba operasional.
“Dalam waktu dekat kalau sudah simulasi baru diijinkan buka. Harus menggunakan aplikasi Peduli Lindungi. Tapi ini menunggu barcode dulu,” kata Corporate Secretary PT. TWC Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko Emilia Eny Utari.
Beragam persyaratan lain telah terpenuhi. Seperti status sertifikat CHSE hingga penerapan protokol kesehatan. Bahkan sejumlah destinasi wisata dibawah PT. TWC sudah terstandardisasi.
“Kalau kami sudah standarisasi cukup bagus dan menjasi percontohan. Kalau untuk CHSE juga sudah memiliki. Semua destinasi dan semua fasilitas yang dibawah TWC sudah memiliki CHSE,” ujar Emilia Eny Utari.
Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Suparmono menyiapkan sejumlah destinasi wisata lainnya. Seperti dukungan sinyal internet sebagai akses aplikasi Peduli Lindungi. Adapula koordinasi dengan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kementerian Kesehatan.
Pihaknya telah melakukan pendataan zona sinyal internet lemah. Mayoritas berada di lereng Gunung Merapi dan perbukitan Prambanan. Permasalahan lain, beberapa provider memang tak memasang menara sinyal.
“Beberapa provider tidak pasang di area blank spot ya karena memang jaringannya lemah. Meskipun jangka panjang pemerintah harus mencarikan jalan keluar yang blank spot itu kemudian ada sinyal gitu. Biar Peduli Lindungi bisa dipakai efektif bener oleh masyarakat,” kata Emilia Eny Utari.
Walau begitu jajarannya tetap mencarikan solusi. Setidaknya kebutuhan sinyal internet di area blank spot terpenuhi. Sehingga penggunaan aplikasi Peduli Lindungi lebih optimal.
“Salah satu solusinya di surat Bupati kemarin kepada pak Menteri kan tetap ada klausul kalau daerah-daerah yang blank spot tetep boleh diperbolehkan pakai kartu vaksin dulu. Menunjukkan kartu vaksin,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Suparmono. (dwi/sky)