RADAR JOGJA – Masa Pandemi Covid-19 saat ini berimbas ke semua lini masyarakat. Tidak hanya berimbas pada orang perkotaan, namun juga berdampak pada pedesaan khususnya warga yang berpencaharian sebagai petani. Hal ini dirasakan oleh warga pesisir di Jogjakarta, beras hasil panennya masih menumpuk di gudang milik petani.
Melihat kondisi seperti ini, Wakapolda DIJ Brigjen Pol R.Slamet Santoso yang menerima laporan keluh kesah para petani tersebut berinisiatif untuk mencarikan bantuan. Tujuannya untuk dapat meringankan beban dengan membeli beras hasil panennya.
Wakapolda menjelaskan, ini berawal saat dirinya memantau kegiatan vaksinasi di Ditpolair Polda DIJ beberapa hari yang lalu. Saat kunjungan tersebut, dia sempat berdialog dengan salah satu warga yang divaksin. “Ada petani yang berkeluh kesah, panennya (beras) menumpuk. Kami akan coba bantu,” ujar Wakapolda di ruang kerjanya, Selasa (3/8).
Dia menjelaskan, ada CSR mitra Polri yang dipercayakan ke Polda DIJ untuk membantu permasalahan petani tersebut. Polda DIJ menerima bantuan sebesar Rp 20 juta yang akan dibelanjakan beras dari petani langsung.
Menurutnya beras dari petani tersebut nanti dikemas, selanjutnya akan disalurkan kembali ke masyarakat yang membutuhkan. “Beras itu nantinya akan kami distribusikan ke warga yang membutuhkan. Sehingga pemberi bantuan (CSR) senang, permasalahan petani teratasi, warga yang membutuhkan penerima manfaat juga terbantu. Polda hanya sebagai sarana saja,” ucapnya.
Dia berharap, pandemi ini cepat berlalu sehingga perekonomian makin membaik. “Agar supaya pandemi segera berakhir, kami imbau kepada masyarakat ayok vaksin agar herd immunity segera terwujud, dan perekonomian dapat berjalan dengan baik,” harapnya.
Sementara itu, Kabidhumas Polda DIJ Kombes Pol Yuliyanto menambahkan pembelian beras tersebut Polda DIJ membeli dengan harga Rp 8.500 dari petani. Ada selisih harga seribu rupiah dari harga yang sering dijual oleh petani sebesar Rp. 7.500 per kilonya.
“Ada anggota kami dari Ditpolairud yang ke wilayah Galur, Kulonprogo untuk membeli berasnya dari para petani. Ada sekitar dua ton lebih beras hasil pembelian dari petani langsung,” jelasnya. (ila)