RADAR JOGJA – Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIJ Didik Wardaya menilai penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka hari pertama di SMKN 1 Depok berjalan ideal. Sekolah telah menjalankan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Setiap siswa dan guru yang datang wajib menjalani pemeriksaan suhu tubuh di gerbang masuk sekolah. Seluruhnya juga wajib cuci tangan sebelum memasuki gedung sekolah. Para siswa juga dilarang berkerumun saat menuju kelasnya masing-masing.

“Kelengkapan APD, kemudian penataan ruangan, penerapan prokes cukup bagus. Termasuk mulai dari masuk sudah ada jalurnya, terus pembelajaran di kelas itu penataan jarak sudah dilakukan dan disediakan tempat cuci tangan. Siswa dan guru juga selalu pakai masker,” jelasnya ditemui usai meninjau KBM tatap muka di SMKN 1 Depok, Senin (19/4).

Pemilihan SMKN 1 Depok sendiri atas pertimbangan matang. Salah satunya adalah telah rampungnya vaksinasi kepada guru dan karyawan di sekolah tersebut. Sehingga bisa memberikan rasa aman dan nyaman selama KBM tatap muka berlangsung.

Vaksinasi juga telah mencapai fase pembentukan imunitas. Tepatnya 28 hari dari penyuntikan vaksin pertama. Selain itu juga telah mendapatkan vaksinasi tahap kedua.

“Kadar imunitas tentunya sudah terbentuk karena vaksinasi sudah 28 hari dari vaksinasi pertama. Kalau untuk siswa yang penting protokol kesehatannya. Mulai cek suhu ketika akan masuk, juga selalu memakai masker, jaga jarak kemudian mencuci tangan itu dilakukan,” katanya.

Didik berharap uji percontohan KBM tatap muka di 9 sekolah berjalan lancar. Pada awalnya Disdikpora DIJ menargetkan 10 sekolah menjalani skema ini. Sayangnya SMAN 6 Jogja belum siap menerapkan KBM tatap muka.

Mundurnya SMAN 6 Jogja memiliki alasan yang kuat. Pertimbangannya adalah pembentukan imunitas di lingkungan sekolah belum ideal. Ini karena vaksinasi tahap kedua belum lama diberikan.

“Sebenarnya ada 10 sekolah, tapi SMAN 6 Jogja kebetulan vaksinasi tahap kedua baru dilakukan beberapa hari ini. Jadi mereka saat ini belum melakukan tatap muka. Kemarin rencana kami adalah SMAN 9 Jogja tapi saat ini masih membangun satu tempat olahraga jadi agak semrawut, jadi sementara ditunda dulu” ujarnya.

Didik berpesan agar kesembilan sekolah menjalankan prokes Covid-19 secara ketat. Selain itu juga mengoptimalkan peran satgas Covid-19 masing-masing sekolah. Sehingga potensi munculnya kasus atau klaster di lingkungan sekolah bisa ditekan.

“Kami juga meminta zonasi Covid-19 dipantau. Acuannya PPKM berskala mikro, kalau memang di situ masih zona orange atau merah ya sebaiknya tidak masuk dulu. Tapi tetap dilayani dengan pembelajaran jarak jauh,” katanya.(dwi/sky)

Sleman