RADAR JOGJA – Bekerja sebagai Kepala Bagian Keuangan di salah satu perusahaan tekstil di wilayah Sleman, YN, 40, malah menggelapkan uang perusahaan. Tersangka menggelapkan uang perusahaan hingga Rp 8,9 miliar dengan cara mencairkan cek perusahaan.

Kasat Reskrim Polres Sleman AKP Deni Irwansyah menjelaskan, pencairan cek perusahaan tidak disetorkan seluruhnya oleh pelaku. Namun disisihkan untuk kepentingan probadinya. Tindakan YN yang dilakukan sejak Januari 2018 hingga Desember 2019. Namun, baru diketahui setelah perusahaan melakukan audit pada Februari 2020.

Dari hasil audit dan keterangan beberapa pihak bank, sudah ada pencairan 163 lembar cek dari bank berbeda dalam kurun waktu 2018-2019. Dengan total uang hasil pencairan sebesar Rp 21,6 miliar. Diketahui dari jumlah itu, ada sebesar Rp 8,9 miliar dana tersebut tidak masuk ke perusahaan.

Tersangka YN, kemudian datang ke perusahaan pada 26 Maret 2020 untuk membuat surat kesanggupan mengembalikan uang milik perusahaan pada 27 Maret sejumlah Rp 4 miliar. “Tetapi tidak dipenuhi dan justru tidak ada kabar,” kata Deni di Mapolres Sleman Selasa (22/12).

Diketahui, uang hasil penggelapan telah disetorkan tunai ke rekening milik almarhum suaminya. Selain itu, uang yang didapatkan ada juga yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Seperti usaha jok mobil, guna membeli jok, dieseh dan bahan jok. “Sudah kami sita semua,” lanjutnya.

Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, YN disangkakan pasal 374 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau pasal 372 KUHP juncto pasal 64 KUHP. Bersamaan dengan penangkapan dan penahanan tersangka, aparat juga menyita sebanyak 31 barang bukti berupa sejumlah buku rekening berbeda bank, tanda terima kas kecil 2018 dan 2019, satu unit sepeda motor dan STNK, hingga satu bendel laporan hasil audit.

Tersangka YN mengaku, terpaksa melakukan tindakan penggelapan uang perusahaan karena merasa tidak dihargai sebagai karyawan. Awalnya, YN mengajukan pinjaman dan perusahaan tidak menerimanya.

Namun selang beberapa hari, ada karyawan lain yang mengajukan pinjaman dan diterima oleh perusahaan. “Uang terbanyak digunakan untuk membiayai sewa-menyewa dan keperluan lainnya untuk usaha cucian mobil,” kata YN. (eno/pra)

Sleman