RADAR JOGJA – Alat pendeteksi virus korona (Covid-19) besutan UGM, GeNose memasuki tahap uji diagnostik. Sebanyak sembilan alat GeNose akan diletakkan di sembilan rumah sakit untuk pengujian. Ditargetkan, uji diagnostik selesai pada waktu 3 minggu.

Peneliti GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra menjelaskan, uji diagnostik pertama dilakukan di RSUP dr Sardjito mulai Senin (26/10). Nantinya, delapan rumah sakit lainnya akan menyusul melakukan uji diagnostik.

Sejumlah rumah sakit lain yang turut ikut andil dalam uji diagnostik adalah RSPAU Hardjolukito, RS Bhayangkara, RSLKC Bambanglipuro, RSA UGM dan RST Soetarto. Sedangkan rumah sakit di luar DIJ meliputi RST Dr Soedjono di Magelang, RSUD Syaiful Anwar di Malang, dan RS Bhayangkara Jakarta.

Dari sembilan rumah sakit, ditargetkan menghasilkan 1.500 sampel subjek yang diuji. Dengan setiap subjek, akan diambil dua kali sampel napas. Sehingga, setidaknya didapatkan 3.200 sampel napas. “Ditargetkan dalam 3 minggu selesai dari sembilan rumah sakit yang ada,” kata Dian usai acara Kick Off Uji Deagnostik GeNose di RSUP Dr Sardjito Senin (26/10).

Uji diagnostik alat GeNose akan dibandingkan dengan hasil tes PCR. Yang mana, pasien yang diuji menggunakan alat GeNose, juga akan melakukan tes swab. Alat GeNose, akan mendeteksi pola virus korona yang berbeda dengan pola virus lainnya.

Pola tersebut, didapatkan dari hembusan nafas dari pasien. Yang kemudian ditangkap oleh sensor dari alat GeNose, sehingga akan muncul gelombang elektrik. Kemudian, akan diterjemahkan oleh software artificial intelligence AI yang digunakan. ”Alat yang telah dilatih terus melalui profiling. Akan dilatih kembali melalui uji diagnostik agar lebih akurat,” ungkapnya.

Akurasi mesin GeNose telah mencapai 95-97 persen. Untuk mendapatkan akurasi medis, bisa didapatkan setelah uji diagnostik. ”Bisa dikatakan setara dengan uji PCR, maka sensitifitas mesin GeNose harus berada di atas 97 persen,” jelasnya.

Setelah uji diagnostik selesai, dijadwalkan pada Desember akan dilakukan uji diagnostik post marketing. Saat ini, Dian mengaku izin produksi mesin juga sudah dikeluarkan oleh Kemenkes. Sehingga, produksi massal alat GeNose sudah bisa dilakukan.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Kuwat Triyana menuturkan, akhir November ditargetkan GeNose bisa diproduksi mencapai 200 unit. “Mudah-mudahan akhir November sudah bisa menghasilkan produk GeNose 120-200 unit,” jelas Kuwat.

Untuk harga setiap tesnya, lanjut Kuwat, masih akan dikonsultasikan dengan berbagai pihak. Yang mana nantinya, harga tes GeNose diharapkan akan dibuat semurah mungkin. (eno/bah)

Sleman