RADAR JOGJA – Fenomena angin kencang memporak porandakan kawasan Sleman. Tercatat sebelas pohon tumbang di sejumlah Kecamatan wilayah Kabupaten Sleman menimpa atap rumah hingga jaringan listrik.

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menuturkan kejadian berlangsung siang hari. Kecamatan terdampak di antaranya Kecamatan Cangkringan, Ngemplak, Pakem, Ngaglik, Godean, Depok dan Kecamatan Kalasan.

“Benar ada kejadian pohon tumbang akibat angin kencang. Ada sebelas titik kejadian pohon roboh menimpa rumah, jaringan listrik dan kendaraan,” jelasnya, Jumat (21/8).

Pohon tumbang di antaranya dua pohon tumbang di Kecamatan Cangkringan menimpa jaringan listrik, truk dan rumah warga. Dua pohon tumbang di Kecamatan Ngemplak menimpa jaringan listrik dan rumah warga.

Dua pohon roboh di Kecamatan Pakem. Menimpa dapur rumah dan atap rumah warga. Dua pohon tumbang di Kecamatan Ngaglik menimpa jaringan listrik dan menutup akses jalan. Lalu masing-masing satu pohon di Kecamatan Godean, Depok dan Kalasan. 

“Seluruh pohon tumbang sudah terkondisi oleh tim relawan setempat. Tidak ada laporan korban jiwa atas rentetan kejadian ini,” katanya.

Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogjakarta telah menerbitkan peringatan dini angin kencang. Perkiraan peningkatan kecepatan angin terjadi hingga Sabtu (22/8). Rata-rata kecepatan angin mencapai 40 km/jam hingga 49 km/jam.

Kepala Staklim BMKG Jogjakarta Reni Kraningtyas menuturkan terjadi perbedaan tekanan udara tinggi. Tepatnya di sebelah barat Australia mencapai 1.024 milibar (mb) dengan tekanan udara rendah di sebelah barat perairan Sumatera mencapai 1.010 mb.

“Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan kecepatan angin di wilayah Jogjakarta. Kondisi ini terjadi sejak pagi tadi dan berpotensi sampai besok (22/8),” ujarnya.

Kondisi angin kencang hampir terjadi merata di seluruh Jogjakarta. Artinya peningkatan kecepatan angin terjadi merata di seluruh kabupaten dan kota. Hampir seluruh kecamatan di setiap wilayah juga merasakan fenomena alam ini.

Reni memastikan kondisi ini tergolong wajar. Terlebih dinamika perubahan cuaca masih berlangsung setiap harinya. Walau begitu, pihaknya tetap meminta masyarakat tetap waspada. Terutama atas bahaya sekunder dari angin kencang.

“Angin kencang ini bisa mengakibatkan seng atau atau rumah beterbangan. Lalu dahan pohon patah hingga baliho, pohon dan tiang roboh,” katanya. (dwi/tif)

Sleman