
CENTELAN MERAH PUTIH: Warga Dusun Burikan, Sumberadi, Mlati, Sleman. Perayaan dikemas dengan tema Semarak Canthelan Merah Putih Berbagi. (DWI AGUS/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tak mengurangi kekhidmatan perayaan HUT Republik Indonesia ke-75. Seperti yang dilakukan oleh warga Dusun Burikan, Sumberadi, Mlati, Sleman. Perayaan dikemas dengan tema Semarak Canthelan Merah Putih Berbagi.
Pemilihan tema ini bukan tanpa alasan. Konsep utama adalah berbagai di tengah Pandemi Covid-19. Berupa kantong plastik yang diletakkan di sejumlah pagar rumah warga. Isinya berupa jajanan pasar berwarna merah dan putih.
“Ada enam titik di Dusun Burikan tepatnya RT 02, 03, 04, dan RT 05. Acara diawali dengan upacara bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan. Pesertanya warga dusun sini tapi mayoritas ibu-ibu dan pelajar,” jelas koordinator acara Murti Maharani, ditemui usai upacara peringatan Proklamasi RI, Senin (17/8).
Konsep cantelan sejatinya meneruskan gerakan sosial di Dusun Burikan. Aksi ini sudah berlangsung empat bulan, tepatnya sejak 17 Mei. Awalnya gerakan ini sebagai lumbung pangan cuma-cuma bagi warga terdampak pandemi Covid-19. Isinya beragam tapi mayoritas adalah bahan kebutuhan pokok.
Spesial Proklamasi tentu ada yang berbeda. Jika biasanya kantung plastik diisi bahan kebutuhan pokok, kini dimodifikasi. Isinya menjadi kue kukus, gethuk, cenil, cendol, dan macam-macam jajanan pasar lainnya. Tentunya dengan warna merah putih.
“Orang dari luar dusun juga boleh ambil. Tapi isinya memang beda dibanding hari biasanya. Cuma jajan pasar,” katanya.
Setiap RT memiliki konesp yang berbeda. Seperti warga RT 04 yang mengusung tema kecil Canthelan Kids. Isinya tentu beragam jajanan khas anak-anak. Adapula RT 03 yang mengusung sistem doorprize. Berupa pernak-pernik peralatan rumah tangga yang terpasang di tiang panjat pinang mini.
Murti memastikan konsep cantelan akan terus berlangsung. Menurutnya pandemi sangat berdampak bagi masyarakat. Hanya saja warga tak mengetahui seberapa besar imbas. Itulah mengapa warga Dusun Burikan mengusung cantelan sebagai gerakan sosial.
“Apalagi kalau memang yang membutuhkan. Kami warga sangat antusias gotong royong supaya bisa bangkit. Karena masa seperti ini pekerja lepas juga terdampak,” ujarnya.
Koordinator RT 05, Astuti, 50, menuturkan, cantelan berlangsung setiap hari. Warga silih berganti dalam memberikan bantuan. Mayoritas memberikan bantuan bahan kebutuhan pokok. Bahkan adapula warga luar dusun yang ikut berpartisipasi.
“Ada yang ngasih beras atau makanan jadi. Lalu ada yang nitip untuk partisipasi. Satu rumah beragam, ada yang bisa 5 sampai enam kali nyantelke. Semua boleh ambil, kalau memang membutuhkan,” katanya. (dwi/ila)