RADAR JOGJA – Fenomena tanah bergerak terjadi di Sleman. Tepatnya di Dusun Losari 2 RT 04 RW 12, Wukirharjo, Prambanan. Satu rumah mengalami kerusakan dan penghuni rumah mengungsi.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Makwan menjelaskan fenomena ini terjadi Senin (6/1). Sekitar pukul 23.00 saat terjadi hujan deras dengan durasi cukup lama. “Akibatnya tanah bergerak, tembok rumah retak,” kata Makwan Selasa (7/1).
Kejadian itu membuat pemilik rumah mengungsi. Karena merasa sudah tidak aman. Untuk saat ini dari data yang diterima Makwan, baru rumah milik Sulis Widodo, 22, yang terdampak. “Saat ini yang bersangkutan beserta istri dan anaknya yang masih berusia 20 bulan mengungsi di rumah orang tuanya masih di dusun yang sama,” bebernya.
Karena kondisi dinding sudah banyak yang retak, pemilik rumah lantas berinisiatif untuk mengosongkan rumah. Dibantu oleh warga sekitar. Sekaligus melakukan pembongkaran rumah yang berukuran 6 x 8 meter. “Karena yang terdampak itu bagian yang pokok dari rumah itu,” terangnya.
Kejadian itu tak sampai memakan korban jiwa. Untuk saat ini BPBD Sleman menyalurkan bantuan berupa makanan, pakaian, dan perlengkapan anak-anak.
Lebih lanjut, potensi pergerakan tanah di Sleman menurut Makwan berpotensi terjadi di 15 kecamatan. Kecuali Kecamatan Sleman dan Moyudan. Sisanya ada yang masuk kategori menengah dan tinggi.
Kecamatan yang termasuk dalam kategori menengah-tinggi untuk tanah bergerak meliputi Cangkringan, Gamping, Godean, Pakem, Prambanan, Seyegan, dan Turi. Sedangkan sisanya yang termasuk kategori menengah dan berpotensi banjir yakni Kecamatan Tempel, Ngemplak, Ngaglik, Mlati, Minggir, Kalasan, Depok dan Berbah.
Daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi tanah bergerak dapat terjadi jika curah hujan di atas normal. Terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Sedangkan daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi tanah bergerak bisa terjadi juga dikarenakan curah hujan di atas normal. Selain itu aktifnya lagi gerakan tanah yang lama.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jogjakarta Reni Kraningtyas menjelaskan, potensi hujan di DIJ masih akan terjadi untuk beberapa hari ke depan. Baik itu dalam intensitas sedang hingga lebat dan disertai angin kencang. “Kewaspadaan perlu ditingkatkan bagi masyarakat terkait potensi bencana hidrometeorologis,” pesannya. (har/din)

Sleman