
PAMITAN: Jamaah calon haji asal Kabupaten Sleman berkumpul di pendapa rumah dinas bupati setempat Selasa (2/7). (ELANG KHARISMA DEWANGGA/RADAR JOGJA)
SLEMAN – Sebanyak 1.409 jamaah calon haji (calhaj) asal Sleman siap diberangkatkan tahun ini. Jumlah itu 216 lebih banyak dibanding tahun lalu. Itu berkat adanya penambahan kuota dari Pemerintah Arab Saudi. “Tambahan kuota diprioritaskan bagi jamaah lanjut usia,” ungkap Kepala Kantor Kementerian Agama Sleman Sa’ban Nuroni di sela acara pamitan haji di pendapa rumah dinas bupati setempat Selasa (2/7).
Adapun jamaan haji tertua adalah Puji Triono. Kakek 91 tahun itu asal Maguwoharjo, Depok. Sedangkan Dasinem Mertorejo, 88, warga Moyudan, merupakan calhaj perempuan tertua. Sementara calhaj termuda Glen Muhammad yang berusia 19 tahun.
Seluruh jamaah haji Sleman akan diberangkatkan dalam enam kelompok terbang (kloter). Antara lain, kloter 25 dengan 119 calhaj, kloter 26 (351), kloter 27 (353), kloter 28 (352), kloter 29 (53), dan kloter 97 (181). Kloter pertama diterbangkan Sabtu (13/7) mendatang. Kloter terakhir Minggu (4/8).
Sesuai jadwal calhaj asal Sleman akan kembali ke Tanah Air pada Senin (26/8) hingga Minggu (15/9).
Sa’ban mewanti-wanti para calhaj agar mewaspadai cuaca terik selama di Tanah Suci. Cuaca di Arab Saudi saat ini diprediksi sangat terik. “Jamaah perlu selalu sedia air minum untuk mencegah dehidrasi,” ingatnya.
Demi kelancaran ibadah, Sa’ban tak lupa mengimbau para calhaj untuk mempraktikkan rukun haji sebagaimana telah diberikan selama pelatihan.
Dalam kesempatan itu Bupati Sleman Sri Purnomo turut berpesan kepada seluruh calhaj agar selalu menjaga kondisi tubuh dan kesehatan. “Jangan banyak minum es karena tenggorokan akan sakit. Saya berharap semua lancar. Pergi ke Tanah Suci selamat, pulang ke Sleman juga selamat,” tuturnya.
Sementara itu, sebagai calhaj tertua, Puji Triono mengaku sangat antusias bisa berangkat haji tahun ini. Apalagi saat ibadah nanti dia berangkat bersama sang istri. “Semua sudah dipersiapkan. Baju dan lain sebagainya. Insya Allah siap berangkat dan kuat,” ujar Puji.
Bisa berhaji merupakan perjuangan bagi Puji. Bagaimana tidak, dia harus menabung selama lima tahun. Itu pun sesekali dia masih disokong oleh anak-anaknya. (har/yog/rg)