SLEMAN – Usai lebaran, penderita gangguan pada lambung atau dispepsi meningkat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Jogjakarta. Tercatat, ada 57 pasien yang mengeluhkan nyeri lambung. Sebanyak 22 pasien di antaranya dirawat usai Lebaran.

Kepala Bagian Hukum dan Humas, RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan mengatakan, jumlah penderita dispepsi menduduki peringkat pertama jumlah pasien di RSUP Dr Sardjito. Mengalahkan jumlah penderita demam berdarah yang mencapai 55 pasien.

Untuk penderita dispepsi, tambah Banu, didominasi usia dewasa dengan gejala nyeri pada lambung. Hal ini dikarenakan pola makan penderita selama bulan Ramadan yang terbiasa dengan perut kosong, seketika berubah saat hari Lebaran.

“Masyarakat cenderung memakan apa saja saat Lebaran. Tidak ada penyesuaian dengan waktu berpuasa sebelumnya,” jelas Banu, Jumat (14/6).

Selain itu, adanya riwayat maag pada setiap individu memicu terjadinya nyeri lambung saat pola makan tidak teratur. Memicu meningkatnya asam lambung. Adanya infeksi di daerah lambung menyebabkan nyeri yang bisa muncul tiba-tiba.

Untuk konsumsi makanan yang tidak sehat dan cenderung membeli makanan di sembarang tempat, membuat masyarakat menderita diare pascalebaran. Terhitung, ada 18 kasus diare ditangani RSUP Dr Sardjito sampai tanggal 10 Juni 2019.

“Untuk semua kasus, baik diare dan dispepsi, ditangani di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan beberapa pasien boleh langsung pulang,” tambah Banu.

Sementara itu, untuk kasus penyakit ‘’berat’’, ada 26 pasien. Yakni terkena serangan jantung, penderita pneunomia dan stroke yang membutuhkan perawatan intensif. (cr7/iwa/zl)

Sleman