KULONPROGO – Permainan Obah Owah dari Kulonprogo wakili DIJ dalam Festival Olahraga Tradisional Nasional Jambi 6-9 Juli 2018. Obah Owah merupakan permainan rakyat yang pernah berkembang.

Ketua Kontingen dan Sekretaris Dinas Kebudayaan Kulonprogo Joko Mursito mengatakan Obah Owah dulu dimainkan pemuda saat panen padi. Permainan yang biasa dimainkan malam hari saat bulan purnama ini mengunakan piranti yang ada saat panen padi.

“Ada orang-orangan sawah (memedi sawah), jerami, untaian padi, hingga alu, dan tenggok tempat padi. Permainan dibagi menjadi dua tim dan dimainkan empat orang,” kata Joko saat gladi bersih di halaman Taman Budaya Kulonprogo Kamis (5/7).

Tahap awal, peserta akan berlomba mengambil alu dan sarung dengan berjalan secara duduk menggunakan tangan. Setelah berhasil mendapatkan alu, tiga pemain berjalan bersama dilingkari sarung.

“Kami pilih Obah Owah karena olahraga dan permainan tradisional ini ada di tengah masyarakat usai panen padi,” kata Joko.

Obah Owah mewakili DIJ berkat prestasi 2014 sebagai runer up festival yang sama. Bahkan pada 2016, menjadi juara pertama dalam ajang international Tafisa.

“Persiapan kami tiga bulan, selain unik, olahraga tradisional ini menuntut kedisiplinan dan gerakan tangkas. Kontingen yang berangkat 15 orang. Delapan pemain, satu juri dan dua asisten wasit, serta tiga pemusik,” kata Joko.

Salah seorang pemain, Rumekar Agung Pembayun mengatakan Obah Owah cukup menyenangkan. Membutuhkan kelincahan dan kemampuan menjaga keseimbangan.

“Saya senang, semoga bisa menang dan sekaligus melestarikan kesenian tradisional,” kata Rumekar. (tom/iwa/mg1)

Sleman