SLEMAN – Jangan sekali-kali menerima atau meminta bantuan pihak asing. Pamrih atas bantuan itu bisa lebih berat dari kemampuan negara yang seharusnya untuk menyejahterakan rakyat. Pesan Panglima Besar Jenderal Soedirman itu menjadi topik utama dalam halalbihalal yang diselenggarakan Yayasan Jenderal Soedirman Center (JSC) di Donolayan, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, kemarin (30/8).Peringatan Hari Kemerdekaan menjadi momentum bagi JSC sebagai media silaturahmi. Ajang itu sekaligus dimanfaatkan untuk pembinaan kader dan masukan bagi tokoh masyarakat tentang ajaran Pangsar Soedirman.
Saat zaman kemerdekaan, Pangsar Soedirman mengajak rakyat untuk berjuang melawan penjajah. Caranya tak hanya beradu fisik dengan perang gerilya. Tapi melawan dengan kemandirian. Memperkuat laskar pejuang dan masyarakat agar mempertahankan lahan dan pekarangan yang dimiliki. Sehingga hasilnya bisa dimanfaatkan demi kesejahteraan rakyat. “Banyak ajaran Pangsar yang bisa diteladani untuk mengisi kemerdekaan,” tutur Ketua Umum JSC Bugiakso usai acara.Secara sadar atau terlena, lanjut Bugiakso, bangsa Indonesia terlanjur sering menerima bantuan asing. Bahkan sering mengandalkannya. Itu mengakibatkan pemerintah seolah terjebak oleh pamrih asing. Bangsa mulai tercengkeram oleh kepentingan asing. Sehingga apa yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat, justeru diberikan kepada pihak asing, apa pun bentuknya kekayaan negara. “Itu terlanjur menggurita. Bahkan air pun dikuasai asing,” tegas Bugiakso di hadapan sekitar 600 tamu undangan yang terdiri atas kader JSC, tokoh masyarakat, relawan sosial, dan ormas.Menyitir pernyataan Jenderal Soedirman, Bugiakso mengimbau masyarakat tetap percaya diri terhadap kemampuan pribadi. Karena keberhasilan perjuangan berangkat dari niat dan semangat diri sendiri. (yog/laz)
