SEWON – Jumlah desa wisata (deswis) dalam beberapa tahun terakhir terus bertambah. Tetapi, menjamurnya desa wisata tersebut tidak disertai dengan konsep yang memadai. Padahal, sektor pariwisata bukan persoalan tinggi rendahnya pendapatan asli daerah (PAD) semata. Melainkan juga terkait dengan pemberdayaan masyarakat.
“Belum semuanya dikelola dengan maksimal,” terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bantul Bambang Legowo di sela-sela penyelenggaraan Workshop Bedah Desa Wisata di Omah Kampoeng kemarin (26/3).
Bambang menyebutkan, pada tahun 2013 jumlah desa wisata sebanyak 33. Tahun ini bertambah menjadi 36. Idealnya, pengelolaan seluruh desa wisata se-Bantul tersebut diiringi dengan peningkatan sumber daya manusia (SDM) pengelolanya.”Kenyataannya, masih berjalan sendiri-sendiri dengan konsepnya masing-masing,” ujarnya.
Karena itu, penyelenggaraan workshop yang menghadirkan seluruh pengelola ini bertujuan untuk menyatukan persepsi sekaligus konsep mengenai desa wisata. Dalam workshop tersebut, pengelola diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangan mereka masing-masing. “Kami juga ingin mendengar keluh-kesah mereka seperti apa,” ungkapnya.
Bambang mengakui keberadaan desa wisata dapat menarik minat para wisatawan sekaligus dapat mendongrak PAD. Di samping itu, keberadaan desa wisata seharusnya juga dapat menekan angka pengangguran. Dengan demikian, angka urbanisasi pun dapat berkurang. “Tentunya juga mengangkat potensi lokal dan menjadikan desa yang mandiri serta mensejahterakan masyarakat,” urainya.
Hanya saja, hal tersebut sampai saat ini masih sebatas angan-angan. Karena itu, dengan adanya workshop ini paradigma pengelola dapat berubah. “Dan pengembangan desa wisata tak hanya menjadi tanggungjawab Disbudpar. Tapi juga semua stakeholder,” tandas Kepala Bidang Pemasaran dan Kemitraan Disbudpar Bantul Walkodri.
Pertimbangannya, untuk menopang keberadaan desa wisata dibutuhkan berbagai sarana infrastruktur yang memadai. Antara lain, lampu penerangan jalan, dan akses jalan. “Nah, dalam hal ini dinas pekerjaan umum yang menangani,” tambahnya.(zam/din)
Lainnya
Terbaru

Dua Sekolah di Kulonprogo Gelar Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka

YDBA Aktif Bina Perajin Pacul Klaten

Berawal dari Kunjungan Keluarga, Puluhan Santri Terkonfirmasi Positif

Dua Sekolah di Kulonprogo Gelar Ujicoba Pembelajaran Tatap Muka

YDBA Aktif Bina Perajin Pacul Klaten

Berawal dari Kunjungan Keluarga, Puluhan Santri Terkonfirmasi Positif

Semangat Ikuti KBM Tatap Muka, Prokes Jadi Kunci Utama

5 Persen Siswa Milih KBM Daring, Orangtua Khawatir Paparan Covid-19

JNE Berikan Promo Berlimpah pada Ramadan 2021

Nasib Tak Jelas Guru Bahasa Jawa se-DIJ Wadul Ke Dewan

Prokes Ideal, Pertimbangkan Zonasi Covid-19

Jalani KBM Tatap Muka Percontohan, Evaluasi Dalam 2 Minggu

Realme Hadirkan Teknologi Kamera Canggih dengan realme 8 & 8 Pro
