
WAGE: Simfoni Anak Negeri dalam rangka peringatan kelahiran Wage Rudolf (WR) Soepratman menjadi puncak Festival WR Soepratman di Amphitheater Alun-Alun Purworejo. (FOTO-FOTO: BUDI AGUNG/RADAR JOGJA)

Lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya tiga stanza menjadi bagian
penting dalam puncak Festival WR Soepratman yakni Simfoni Anak Negeri
dalam rangka peringatan kelahiran Wage Rudolf (WR) Soepratman yang
dipusatkan di amphitheater Alun-alun Purworejo, Sabtu malam (24/3).
Dinyanyikan anak-anak yang tergabung dalam Sanggar Mentari, Ganesha
Simphoni dengan iringan orksestra dari mahasiswa Universitas Negeri
Yogyakarta, seluruh masyarakat yang hadir dalam kegiatan itu turut
berdiri dan menyanyikan bersama.
Ya, Purworejo seakan larut dalam peringatan salah satu tokoh nasional
yang lahir di Bumi Purworejo 19 Maret 1903 tersebut. Kegiatan itu
sendiri memang didedikasikan khusus bagi pencipta lagu kebangsaan itu
untuk mengenang sekaligus menghormati seluruh jasa perjuangan yang
telah ditorehkan WR Soepratman.
Bentuk peringatan tahun ini cukup istimewa dibandingkan dengan
tahun-tahun sebelumnya. Setidaknya banyak rangkaian Festival WR
Soepratman yang dilakukan mulai dari awal bulan Maret ini. Sebelumnya,
band legendaris Kla Project juga memberikan sajian khusus bagi
masyarakat Purworejo dengan mempersembahkan lagu-lagu yang pernah
ngehitz. Diusung Bank Jateng sebagi salah satu kegiatan pengundian
tabungan Bank Bima, kegiatan itu juga cukup semarak dan bisa menghibur
masyarakat.
Tidak sampai disitu, masyarakat Desa Somongari Kecamatan Kaligesing,
tempat dimana WR Soepratman dilahirkan juga tidak mau tinggal diam.
Mereka mempersembahkan malam tirakatan sekaligus diskusi seputar sang
tokoh di malam kelahiran. Pagi harinya, digelar Somongari Funwalk,
dimana secara khusus rute perjalanannya diarahkan mengunjungi memorial
house yang hanya bisa dijangkau dengan kaki di Dusun Tembelang sekitar
1 kilometer dari balai desa tempat star dan finis kegiatan.
Sebagai penghujung, Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan memberikan hiburan menarik dengan
mengkolaborasikan berbagai unsur seni di Purworejo. Tercatat ada 7
grup band yang bergenre akustik, keroncong, folk dan orkestra untuk
tampil. Di luar itu, masih ada unsur seni lain seperti tari, suara,
pantomim, lukis, puisi dan lainnya untuk mengisi ruang yang
disediakan.
Tampilan panggung yang cantik dengan latar belakang tulisan WAGE yang
terbuat dari kekhasan Purworejo yakni bambu menjadi keterwakilan
khusus akan sosok siapa yang diperingati dalam kegiatan tersebut.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purworejo memaparkan WR Soepratman
adalah tokoh Purworejo yang bisa memberikan sumbangsih besar bagi
Indonesia. Karya terbesarnya yakni Indonesia Raya menjadi lagu
kebangsaan yang selalu dilantunkan dalam berbagai kesempatan.
“Sudah sepantasnya kita memberikan penghormatan terhadap beliau.
Banyak keteladanan yang diberikan dan layak untuk kita ikuti yakni
semangat nasionalisme dan patriotismenya bagi bangsa dan negara,”
ungkap Said.
Satu hal yang hingga saat ini adalah upaya pelurusan tanggal kelahiran
WR Soepratman dimana yang diakui saat ini adalah 9 Maret 1903 dimana
juga ditetapkan sebagai Hari Musik Nasional. Padahal di lapangan,
tanggal kelahiran WR Soepratman adalah tanggal 19 Maret 1903.
Bupati Purworejo Agus Bastian sendiri mengaku WR Soepratman memang
menjadi tokoh sentral Purworejo yang akan terus dilakukan di Kabupaten
Purworejo. Besarnya jasa yang diberikan menunjukkan warga Purworejo
memiliki tempat tersendiri di tingkat nasional.
“Kita akan terus memberikan dukungan untuk berbagai kegiatan yang
langsung bisa dinikmati oleh masyarakat. Kita sudah menyiapkan banyak
acara bagi masyarakat dan diharapkan akan semakin mengenalkan
Purworejo di pentas nasional maupun internasional,” jelas Bupati Agus
Bastian.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agung Wibowo mengungkapkan
sudah banyak agenda yang menanti sepanjang tahun 2018. Melibatkan
banyak unsur masyarakat, diharapkan kegiatan yang dilakukan akan
memberikan tempat khusus bagi banyak penggiat seni di Purworejo

menunjukkan kemampuan dan mengembangkan kreasinya.
“Kita memiliki banyak potensi dan kegiatan sebagai bentuk penggalian
potensi akan terus dilakukan. Yang jelas akan banyak ruang yang
nantinya bisa dimanfaatkan. Rencananya dalam setiap bulan kita membuat
kegiatan tematik sehingga semakin banyak sajian yang bisa dinikmati
oleh seluruh warga Purworejo. Kedepan tentu dengan acara yang ada bisa
meghadirkan wisatawan dari berbagai wilayah untuk datang ke
Purworejo,” ungkap Agung Wibowo. (*/udi/laz/mg1)