RADAR JOGJA –  Petani milenial memegang peranan penting dalam pembangunan perdesaan. Sebagai camphion, petani milenial menjadi panutan keberhasilan sektor pertanian.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan, petani milenial harus mampu menjadi pelopor pembangunan pertanian perdesaan. Khususnya dalam upaya meningkatkan produktivitas dan daya saing produk pertanian, menciptakan lapangan kerja perdesaan, serta meningkatkan kesejahteraan petani. “Kalian adalah pasukan khusus dalam mengatasi krisis pangan global,” ungkap SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi menambahkan, penggunaan smart farming pada sektor pertanian mencirikan pertanian modern di tangan petani milenial.

“Dengan smart farming petani milenial dapat meningkatkan hasil panen serta menuntaskan zero waste. Sehingga meminimalisasi produk tani agar dapat terdaur ulang kembali tanpa menghasilkan limbah yang dapat mencemarkan lingkungan. Tapi justru dapat menghasilkan cuan,” papar Dedi.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sependapat dengan Mentan SYL. Menurutnya, petani milenial berpotensi menggerakkan masyarakat untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Hal itu disampaikan Ganjar saat acara Soropadan Agro Festival di Agro Center Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah, Selasa (25/10/2022).

Dalam kesempatan tersebut, Ganjar mengapresiasi petani champion. Sebut saja, salah seorang di antaranya, Hendi Nur Seto. Petani milenial asal Kecamatan Bansari, Temanggung, itu berhasil meraup keuntungan dari budidaya hidroponik melon. “Mas Hendi kami minta menyebarkan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana insinyur pertanian turun ke kampung. Bisa hidup dan mendapatkan pendapatan yang tidak kecil,” pujinya.

Hendi, lanjut Ganjar, hidup bahagia ketika mampu menghasilkan omzet hingga Rp 30 juta per panen dengan masa  tanam 70 hari. Dari melon, Hendi mengantongi keuntungan 60 persen. “Keuntungan ini didapatkan dari satu unit greenhouse. Sementara dia mempunyai sembilan unit greenhouse lainnya yang sedang dalam proses pembangunan,” ungkap Ganjar.

Menurut Ganjar, sosok Hendi bisa menjadi angin segar ketika dunia sedang mengalami krisis. Terlebih saat ini bukan hanya masalah pangan yang mengguncang dunia, tapi juga energi. “Dunia sedang menghadapi tantangan, namun di situlah muncul peluang. Pangan alternatif banyak sekali. Peluang ini harus dimanfaatkan. Kuncinya hanya mau,” tegasnya.

Ganjar optimistis keterlibatan petani milenial champion memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional. Dan sektor pertanian mampu mengungkit perekonomian negara. Bahkan ekspor hasil pertanian menjadi keniscayaan.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Bambang Sudarmanto mengungkapkan, Kementan terus mendorong tumbuh kembang petani milenial. Salah satunya dengan memfasilitasi sembilan unit greenhouse yang sedang dikembangkan Hendi. Untuk meningkatkan produksi melon. Semua itu bertujuan menstimulasi petani milenial dalam meningkatkan produktivitas. Sekaligus menjadikan greenhouse tersebut sebagai lahan percontohan bagi petani lainnya.

“Kehadiran petani milenial champion menjadi penguat menuju kedaulatan pangan nasional. Mereka diharapkan dapat meresonansi gerakan regenerasi pertanian. Sehingga ke depan SDM pertanian semakin bertambah dan produktivitas pertanian terus meningkat,” ujar Bambang.(*/yog) sumber: osi wida/polbangtan yoma

Pertanian