RADAR JOGJA – Dosen Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit UMY Dr. dr. Mahendro Prasetyo Kusumo, MMR mengungkapkan bahwa di Era 4.0 banyak remaja memanfaatkan media sosial untuk mengisi waktu luang. Disayangkan, sebagian besar penggunaan media sosial tersebut tidak dimanfaatkan untuk mengakses informasi kesehatan.
“Sebagian besar remaja lebih memilih mengakses hiburan daripada informasi kesehatan,” kata pria yang akrab disapa dr Mahe dalam sebuah seminar Pengabdian Masyarakat bertema “Implementation of Social Media for Health Promotion in Youth With Diabetes Mellitus Study Protocol For Participatory” belum lama ini.
Lebih lanjut Mahe mengatakan dampak buruk dari penggunaan media sosial ini adalah meningkatnya perilaku menetap (sedentary lifestyle) pada kelompok remaja. Kondisi ini menyebabkan semakin meningkatnya kasus Diabetes mellitus (DM) pada remaja.
Tak kurang-kurang pemerintah dalam hal ini mengajak masyarakat meningkatkan perilaku hidup sehat khususnya di kalangan remaja. Berbagai upaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko DM juga telah dilakukan, walaupun belum berhasil.
“Hasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang telah kami lakukan menjelaskan bahwa Instagram, twiter, dan tiktok merupakan media sosial yang sering digunakan remaja,” jelasnya.
Kondisi ini sebetulnya menjadi peluang bagi tanaga kesehatan untuk dapat memanfaatkan media sosial tersebut sebagai media promosi kesehatan bagi remaja. “Harapan dari pemanfaatan media sosial ini, informasi kesehatan yang disampaikan oleh tenaga kesehatan dapat dipahami dengan baik,” ujarnya.
Tim Pengabdian Masyarakat yang diketuai oleh dr. Mahe berkolaborasi dengan Malaya of University, Kuala Lumpur Malaysia dan berhasil merancang sebuah prototype perilaku hidup sehat yang dapat dimasukkan kedalam Kurikulum Kampus Merdeka. Universitas Malaya saat ini menduduki peringkat 70 di QS World University Rankings 2023.
“Hasil pengabdian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menyusun kurikulum kampus merdeka. Tujuannya tidak lain meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa hingga mahasiswa tentang perilaku hidup sehat,” ungkap Mahe.
Adapun materi yang disampaikan diantaranya terkait tata cara berolahraga selama 30 menit per hari, pemanfaatan makanan sehat, dan manajemen stress sesuai rekomendasi Kementerian Kesehatan.
Pengabdian masyarakat ini juga bekerjasama dengan Sobat Diabet dan SMAN 2 Ngaglik Sleman. Antusiasme yang tinggi ditunjukkan oleh siswa ketika mengikuti diskusi kelompok tentang pentingnya implementasi perilaku hidup sehat.
“Diharapkan setelah pengabdian masyarakat ini selesai, siswa yang sudah terlatih dapat menjadi pelopor promosi kesehatan di Sekolah,” harapnya.
Sehingga dampak jangka Panjang dari pengabdian masyarakat ini adalah dapat menyempurnakan kurikulum kampus merdeka untuk mewujudkan remaja sehat, cerdas, produktif, dan smart teknologi. “Kami berharap, pengembangan ini dapat bermanfaat untuk kedepannya terutama di dalam pemilihan media sosial dan pemanfaatan di bidang kesehatan,” ungkapnya.
Salah satu Siswi SMAN 2 Ngaglik Sleman mengaku senang dapat menjadi bagian dari program pengabdian ini. “Sangat menarik karena dapat meningkatkan motivasi remaja untuk menerapkan perilaku hidup sehat, ujarnya. (*/naf/Dwi)