RADAR JOGJA – Dalam rangka merayakan Dies Natalis ke-40, Universitas Widya Mataram (UWM) meluncurkan kegiatan bertajuk Menuju Pancawindu Widya Mataram. Berlangsung dari Februari hingga Oktober 2022. Puncak Pancawindu Widya Mataram akan dihelat dalam tiga agenda pada Oktober 2022.

Ketiga agenda ini diantaranya Umbul Donga, October Fest 22, serta Seminar Internasional dan Prosiding. Seluruh civitas akademika dilibatkan pada berbagai kepanitiaan dan kegiatan. Tentunya tak lupa sinergi dan kolaborasi dengan masyarakat luas.

“Ulang tahun yang ke-40 ini sekaligus menjadi momentum pembangunan kampus baru UWM yang berlokasi di Banyuraden, Gamping, Sleman. Ini merupakan oase bagi pembangunan UWM di masa yang akan datang. Pembangunan kampus baru ini diperkirakan akan selesai pada Oktober 2022,” jelas Rektor UWM Edy Suandi Hamid saat melakukan jumpa pers di Rumah Makan yang berlokasi di Jalan Magelang Km 5.6, Selasa (15/2).

Memasuki usia 40 tahun, menurutnya adalah sebuah refleksi bagi UWM. Mengajak seluruh civitas akademika UWM untuk memandang ke depan dengan sikap optimisme. Tentunya menjawab tantangan dinamika dunia pendidikan.

UWM sendiri, lanjutnya, terus konsisten dalam mencetak lulusan handal dan profesional. Terdekat adalah prosesi wisuda ke-60 pada Maret 2022. Prosesi wisuda yang ke-60 ini akan diikuti oleh mahasiswa dari berbagai fakultas.

“Terdiri dari 128 mahasiswa Fakultas Hukum, 15 mahasiswa Saintek, 11 mahasiswa Fakultas Ekonomi, dan 12 mahasiswa Fisipol,” kata Edy.

Lebih detil, UWM merupakan salah satu perguruan tinggi berbasis budaya. Untuk menunjang hal tersebut, UWM bekerja sama dengan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Wujudnya dengan menghadirkan mata kuliah yang diberi nama Kewidyamataraman.

Mata kuliah ini mengedukasi dan mengenalkan Kebudayaan Mataram kepada mahasiswa. Harapannya nilai-nilai kearifan lokal turut menjadi bekal ilmu. Sehingga dapat membangun karakter dan perilaku mahasiswa setiap harinya.

“Kami mengajarkan nilai-nilai kebudayaan Mataram, seperti salah satunya adalah Memayu Hayuning Bawana. Ini jadi tantangan bagi kami karena mahasiswa hadir dari multi etnis, multi kultural. Bahkan ada mahasiswa kami yang dari Thailand dan Timor Leste,” ujar Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UWM Puji Qomariyah

Puji memastikan tak ada upaya pemaksaan atas kebudayaan daerah. Hanya saja lebih kepada menenkankan nilai-nilai kearifan lokal Mataram. Sehingga dapat menjadi duta di daerahnya tentang sejarah dan nilai Mataram di daerah asalnya.

Puji menambahkan, saat ini UWM memiliki Pendopo Ndalem Mangkubumi yang dinilai merupakan pendopo paling mewah yang ada di Jogjakarta. Adanya bangunan ini sekaligus guna mendukung UWM sebagai satu-satunya kampus berbasis budaya.

“Bangunan ini merupakan salah satu cagar budaya yang telah direstorasi sehingga sangat persis dengan jaman dahulu, dan didanai melalui danais,” tambah Puji. (vis/isa/dwi)

Pendidikan