BANTUL – Sebelum memasuki rangkaian kegiatan lomba, seluruh tim Kontes Robot Indonesia (KRI) Nasional 2018 menjalani running test untuk robot yang akan mengikuti pertandingan Rabu (11/7). Running test bertujuan menyiapkan kinerja robot-robot di hari pertandingan.

“Running test ini memberi kesempatan kepada seluruh peserta untuk mencoba arena kontes. Mereka dapat lebih mempersiapkan robotnya dalam kontes,” ujar Ketua Panita Pelaksana KRI Nasional 2018 Sri Atmaja P Rosyidi di sela kegiatan running test di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Running test dibagi menjadi dua bagian, yaitu running test secara bersama-sama dengan beberapa tim lain, dan running test simulasi lomba.

Sri Atmaja menambahkan, sebagian besar arena dalam kontes ini sudah menerapkan seluruh panduan dalam lomba internasional. Hal itu dimaksudkan agar peserta nantinya cukup familiar dengan kondisi arena saat terjun dalam kontes pada tingkat internasional.

Peserta menjaga robotnya agar tidak jatuh saat menari.

Hanya satu arena yang belum menggunakan panduan internasional yaitu arena dalam kategori Kontes Robot Sepak Bola Indonesa (KRSBI) Indonesia. Kategori ini baru akan diikutkan dalam lomba internasional sekitar tiga tahun ke depan. Oleh karena itu arena yang digunakan masih menggunakan ukuran 2/3 dari arena berskala internasional.

Menilik proses running test dalam KRSBI Humanoid sore itu, beberapa tim mencoba mengoperasikan robotnya untuk memasukkan bola ke dalam gawang, seperti layaknya manusia bermain bola. Di dua sisi lapangan juga ada robot yang berperan sebagai kiper.

“Dalam kategori ini ada delapan tim yang akan bertanding. Hasil running test sejauh ini cukup bagus karena setiap tahun selalu di upgrade komponennya. Banyak tantangan untuk para peserta agar robotnya bisa beroperasi dengan baik, harus banyak riset yang dilakukan,” jelas salah satu juri Dr Ir Endra Pitowarno.

Salah satu tim dari UGM mengaku ada beberapa yang harus dibenahi setelah menjalani running test. “Ada riset-riset kecil yang harus kami lakukan dalam perbaikannya untuk kontes besok (hari ini, Red),” ungkap salah seorang anggota tim Gabriele Satya Mahardika setelah mengikuti running test.

Tak kalah serunya dalam kategori Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), seluruh peserta juga menjajal robotnya untuk menari dengan iringan musik tari tradisional khas Jombang, Jawa Timur.

“Yang jadi evaluasi tadi adalah komunikasi musik dari juri ke robotnya. Koneksi bluetooth-nya kurang maksimal. Tapi sejauh ini 90 persen cukup baik,” kata juri KRSTI Gigih Prabowo.

Tim dari STIMIK Mitra Lampung mengaku baru pertama kali mengikuti kontes tersebut. Kendati demikian, mereka menyiapkan robot secara maksimal. “Tadi koneksi sedikit error, tapi kami siapkan robot agar jangan sampai jatuh saat menari. Harapannya bisa masuk empat besar,” ujar Ketua Tim Yogi Andeswari.

Seluruh rangkaian KRI Nasional 2018 sendiri akan digelar hingga 13 Juli. Kegiatan ini dapat dinikmati secara gratis oleh seluruh penonton yang ingin melihat langsung kecanggihan robot karya anak bangsa. Selain itu, rangkaian kontes ini pun juga dapat dinikmati secara live streaming melaui kanal kri.umy.ac.id. (ita/laz/fn)

Pendidikan