GUNAWAN/RADAR JOGJA
BELAJAR KUAT: Sejumlah siswa SMA 6 Jogja, peserta pramuka tengah bersiap mengikuti kegiatan wide games di area Puslatpur, Paliyan, Gunungkidul, kemarin (2/5).
GUNUNGKIDUL – Kegiatan Pramuka SMA 6 Jogjakarta, me-masuki tahapan cukup berat. Mereka harus menjalani latihan bertahan hidup (survival) di kawasan Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Desa Karangduwet, Paliyan, Gunungkidul. Latihan survival diikuti 250-an siswa. Selama menjalani survival, me-reka dipandu oleh pembina dan petugas yang sudah dipersiapkan. Mengapa memilih lokasi Puslat-pur? Menurut keterangan guru pembina pramuka, Telly Mathil-da, karena tempatnya sangat pas (cocok) untuk mendidik siswa. “Lagi pula lokasinya juga tidak terlalu jauh dari rumah penduduk,” kata Telly Mathilda saat ditemui di lokasi perkemahan, (2/5).
Dia menjelaskan, kondisi de-mikian sangat mendukung pe-serta pramuka untuk belajar mandiri, dan mampu bertahan hidup dalam situasi apa pun. Selain itu, area Puslatpur me-miliki kakateristik yang sangat memungkinkan siswa untuk menjadi generasi hebat. “Selama survival, peserta pramuka dia-jari cara makan yang tidak bia-sa, tidak seperti yang dikon-sumsi sehari-hari,” terangnya.Kegiatan pramuka tersebut bakal digelar selama tiga hari. Sabtu (2/5) merupakan hari ke dua, dan kemarin (3/5) meru-pakan hari terakhir (penutupan). “Selama tiga hari, peserta me-lewati sejumlah kegiata penting,” tandasnya.
Pada hari pertama, siswa pramu-kan kelas X itu mengikuti kegia-tan cerdas cermat umum dan kepramukaan. Kemudian ada hastakarya, survival dan jelajah malam di lapangan tembak tak jauh dari lokasi perkemahan. “Untuk hari ini (kemarin), ada sejumlah kegiatan, di antaranya upacara Hardiknas, wait games jelajah siang menyusuri pemu-kiman penduduk,” tuturnya.Hari terakhir, peserta mengik-uti kegiatan outbond, kemudian dilaksanakan upacara penutupan. Telly berharap, dengan rang-kaian kegiatan yang telah dila-kukan, siswa bisa lebih man-diri dan mampu menjadi gene-rasi penerus yang hebat.”Dalam kesempatan ini, kami juga melatih anak belajar mencin-tai lingkungan. Sampah-sampah yang tidak bisa terurai di sekitar lokasi dibawa ke sekolah. Kemu-dian diolah menjadi barang berman-faat,” ujar Telly. (gun/jko/ong)

Ekspresi