RADAR JOGJA- Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan di Bantul kini sudah melebihi kapasitas untuk menampung sampah. Karena itu mulai dirancang proses Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) untuk mengatasi masalah tersebut.

Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Energi Sumber Daya Mineral DIJ, Arief Azazie Zain mengatakan , dua minggu lalu baru dimulai, melalui KPBU, akan dilakukan kerjasama dengan investor guna pengolahan sampah.

Namun itu butuh waktu, karena butuh konstruksi tempat pengelolaan sampah baru yang diperkirakan akan selesai tahun 2025. Supaya (sampah) terjaga sampai 2025, sekarang kami melakukan perbaikan fasilitas yang ada.

Perbaikan fasilitas yang kini dilakukan menurutnya adalah pembuatan drainase, pembuatan saluran pipa lindi, dan pembangunan talut bronjong. Ini menurutnya penting dilakukan di musim penghujan ini.

Jalan operasional juga diperbaiki dan ditambah, supaya truk lewat ada alternatif jalan,”ujarnya Kamis(17/12) di DPRD DIJ

Sementara itu Kasi Pengumpulan dan Pengangkutan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIJ, Jito, mengakui bahwa TPA Piyungan saat ini memang sudah overcapacity. Salah satu sebab utamanya adalah perilaku masyarakat yang belum ramah lingkungan.

“Kasur masuk sana, sofa masuk sana, sehingga menaruh sampah saja kita sudah kesulitan,” kata Jito.

Karena itu, sebagai solusi sederhana, pihaknya mencoba memilah dan mengolah sampah yang masuk ke TPA Piyungan. Sampah organik, menurutnya diolah juga untuk dijadikan pupuk kompos. Kita berikan (kompos) ke masyarakat yang membutuhkan.

Sementara Bambang Suwerda selaku Pakar Lingkungan Hidup menjelaskan, pasti ada masalah sosial yang muncul jika dilakukan KPBU untuk pengelolaan sampah TPA Piyungan. Karena itu, masalah ini harus menjadi perhatian bersama, dan harus dibicarakan melibatkan banyak pihak.

“Aspek sosial itu penting, karena pengelolaan sampah itu dari hulu ke hilir melibatkan banyak orang,” katanya. (sky)

Pemerintahan