PILAH SAMPAH merupakan hal menarik yang menjadi perhatian kita saat ini. Pilah sampah mengajarkan kita untuk memilah mana sampah yang dijadikan sebagai kompos, sampah yang dapat didaur ulang, dan sampah yang tidak dapat diurai.

Oleh karena itu, pentingnya akan menjaga kebersihan lingkungan terutama masalah sampah agar tercipta lingkungan yang bersih. Sehingga menjadikan diri semakin sehat dan terjauh dari segala macam penyakit.

Mendasarkan Mediaindonesia (2021) jumlah sampah plastik yang masih relatif tinggi menjadi salah satu tantangan utama dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Pola konsumsi masyarakat terhadap produk berbahan plastik serta perlakuan terhadap sampah plastik memberikan kontribusi yang signifikan tingginya timbunan sampah plastik di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)cit Mediaindonesia (2021), jumlah timbunan sampah secara nasional mencapai 64 juta ton per tahun. Dari jumlah total sampah tersebut, 15% diantaranya sampah plastik. Oleh karena itu, hal yang perlu kita sadari agar lingkungan tetap bersih dan tertata adalah memilah sampah sehingga lebih terorganisir dan lebih jelas kebermanfaatannya.

Pilah sampah yang telah dilaksanakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Dilem, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo dalam rangka menjalankan tugas KKN Tematik kampus. Maka tim mahasiswa KKN Tematik 23 Universitas Muhammadiyah Purworejo mengelompokkan sampah menjadi Organik, Anorganik, dan Daur Ulang. Pilah sampah rumah tangga Organik, Anorganik, dan Daur Ulang menjadi tren untuk digaungkan secara terus menerus agartercipta hidup bersih, sehat serta lebih manfaat karena dapat memperoleh keuntungan secara ekonomi.

Pentingnya memilah sampah Organik, Anorganik, dan Daur ulang yakni agar sampah itu sendiri lebih terorganisir kemanfaatannya. Masing-masing manfaatnya adalah sampah organik dapat diolah sebagai pupuk sayuran/tanaman buah-buahan/tanaman hias dalam lingkup rumah tangga sehingga mampu mengurangi biaya pembelian pupuk Organik.

Sampah Anorganik berasal dari plastik yang susah untuk diurai sehingga beberapa dari orang dibakar atau dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Dan yang terakhir adalah sampah daur ulang yang berasal dari botol plastik, gelas aqua plastik,kertas, dan karton yang dapat didaur ulang kembali.

Yang menjadi focus utama tim pengabdian kepada masyarakat KKN Tematik 23 Universitas Muhammadiyah Purworejo adalah dari hasil setor sampah kita organisir menjadi pemasukan desa sebagai Kas Desa. Ini  digunakan untuk keperluan desa khususnya Desa Dilem, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo. Hal ini sebaiknya terus dijalankan secara sustainable untuk kemaslahatan desa. (ila)

*Penulis merupakan merupakan civitas akademik Agribisnis Universitas Muhammadiyah Purworejo.

Opini