• RADAR JOGJA – Beberapa elemen pendukung gelaran sepakbola Liga 1 dan Liga 2 mendatangi Polda DIJ, Kamis (21/7). Kedatangan ini dimaksudkan untuk menyampaikan pernyataan komitmen pada jajaran Polda DIJ. Untuk menjaga sportivitas dalam rangka menyukseskan Liga 1 dan Liga 2.

Pihak-pihak tersebut diantaranya Manajer PSS Dewanta Rahadmoyo, Manajer PSIM Farabi, Panitia Pelaksana Pertandingan PSS Sleman Rangga Ruwidno dan Panitia Pelaksana Pertandingan PSIM Jogja Wendy Umar.

Adapula Presiden Suporter Brajamusti Muslich Burhanudin, Ketua Suporter The Maident Santoso Budi Hartono, Ketua Umum Slemania Eko Purnomo dan Koordinator Suporter BCS Zulfikar Nugroho Putro.

Masing-masing membubuhkan tanda tangan sebagai simbol komitmen. Ikut serta dalam menciptakan suasana kondusif selama Liga 1 dan Liga 2 digelar. Total ada 4 poin utama pernyataan sikap yang disampaikan.

Direktur Umum PSS Andywardhana mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan aparat kepolisian. Fokusnya menciptakan suasana kondusif dan aman selama gelaran Liga 1 dan Liga 2 berlangsung. Agar tak diwarnai dengan aksi ricuh maupun kekerasan.

“Intinya sepak bola itu prestasi. Apapun yang terjadi itu hanya di lapangan. Jadi, huru hara lapangan kita ingin menjaga supaya tetap kondusif, sehingga kita bisa menjalin komunikasi yang baik dengan semua pihak,” jelasnya saat ditemui di Mapolda DIJ, Kamis (21/7).

Menurutnya, baik PSS maupun PSIM mengejar tujuan yang sama yakni prestasi. Untuk itu, dia mengajak semua pihak untuk berperan serta mendukung dan menciptakan suasana yang kondusif.

“Para suporter kita harap juga mendukung itu semua,” katanya.

Wakapolda DIJ Slamet Santoso mengatakan pihaknya akan serius melakukan pengamanan jalannya Liga 1 dan Liga 2. Tak hanya saat pertandingan, pengamanan juga akan dilakukan di lokasi penginapan tim tuan rumah, tim lawan, maupun wasit. Hal ini guna mencegah terjadinya hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

“Misalnya ada kong kalikong itu kita amankan semua. Termasuk juga di lokasi titik kumpuk suporter,” ujarnya.

Terjadinya beberapa kerawanan menurutnya patut diwaspadai. Misalnya tawuran antar suporter, penganiayaan, lempar botol, maupun kerusuhan yang diakibatkan oleh suporter yang mengonsumsi miras.

Sedangkan kerawanan di dalam stadion yang mengganggu pertandingan misalnya penggunaan flare dan laser pointer. Dia memastikan, jika terjadi kerusakan fasilitas umum akibat kerusuhan suporter, maka ganti rugi sepenuhnya berada di tangan manajemen tim.

“Dari manajer tim memang ketentuan dari PSSI kalau terjadi kerusakan yang dilakukan oleh suporternya maka dari manjer tim akan memberikan ganti rugi. Kalau dia melakukan penggaran hukum, tentunya porses hukumnya terap kita yang proses,” katanya.

Dia menambahkan, landainya kasus Covid-19 di DIJ beberapa waktu terakhir menjadi momen yang tepat. Untuk bisa kembali menggelar event-event olahraga. Meski dia mengakui, terjadi peningkatan kasus tetapi hal ini dinilai masih cukup terkendali.

“Untuk itu, kita perlu mengamankan jalannya pertandingan itu. Kita berharap event-event olahraga itu seperti konser musik atau event yang lain sehingga bisa dinikmati oleh semuanya. Tidak seperti yang lalu-lalu, berantem atau ribut antar suporter,” ujarnya. (isa/dwi)

Main Bola