
SEPI: Selter di pusat kuliner Tuin Van Java di Alun-alun Kota Magelang tampak sepi saat pagi hingga siang hari. Kebanyakan tutup dan membuka lapaknya pada sore hari.(NAILA NIHAYAH/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Pusat kuliner Tuin Van Java (TVJ) di Alun-alun Kota Magelang kini mulai dibuka pada sore hari. Perubahan jadwal buka tersebut berlangsung selama Ramadan. Mengingat saat pagi dan siang hari, lapak dagangan mereka sepi pembeli. Meski masih ada satu atau dua pedagang yang buka.
Berdasarkan pantauan, meja dan kursi di selter TVJ masih tertata dengan rapi. Sementara kursinya ditata terbalik. Hanya sedikit kursi yang diturunkan dan diletakkan semestinya. Untuk memfasilitasi para pejalan kaki atau pengunjung yang hendak beristirahat sejenak. Atau bahkan memesan makanan bagi yang tidak berpuasa.
Seorang pedagang bakso dan mi ayam Saliman, 63 menyebut, selama Ramadan ini, dia bersama pedagang lain sepakat untuk berjualan mulai pukul 15.00 sampai malam. Namun, mereka tetap memberlakukan jadwal dagangnya. Agar seluruh pedagang bisa tetap berjualan.
Dia mengatakan, sementara ini para pedagang memberlakukan sistem dua hari masuk dan dua hari libur. “Kalau hari biasa, saya biasanya jualan sif pukul 08.00-16.00. Ini dibuat sif dua hari, dua hari. Jadi, jualannya gantian dua hari masuk, dua hari libur,” katanya saat ditemui, Kamis (23/3).
Saat hari biasa, selain puasa ramadan, pusat kuliner ini buka setiap saat. Mulai pukul 08.00 hingga 23.00. Lantaran banyaknya pedagang yang tidak kebagian lapak, akhirnya dibuat dua sif. Pertama, mulai pukul 08.00-16.00. Kemudian, sif kedua mulai 16.00-23.00.
Saliman mendapat jadwal jualan kemarin (23/3) dan Jumat (24/3). Kemudian, untuk hari Sabtu (25/3) dan Minggu (26/3), jadwal para pedagang yang biasa berjualan shift malam. Jadwal tersebut terus dilakukan secara bergantian dan sudah berjalan selama tiga tahun. Sedangkan yang berjualan di TVJ Alun-alun Kota Magelang ada lebih dari 120 pedagang.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Magelang Syaifullah menuturkan, para pedagang berjualan sesuai dengan kesepakatan bersama. Termasuk mengatur jadwal berjualan. Lantaran ketika dijumlah, ada lebih dari 120 pedagang.
Untuk itu, mereka bersepakat membuka lapak dagangannya sore hingga malam hari. “Jadi, hanya satu sif saja, tapi bukanya dua hari sekali secara bergantian. Misalnya kloter pertama buka hari pertama dan kedua (puasa). Yang sif dua, hari ketiga dan empat. Terus begitu, tahun kemarin juga seperti itu,” terang Syaifullah. (aya/pra)