
RAMAI: Para peserta pawai tampak bersemangat menyusuri Alun-alun Kota Magelang hingga kawasan Pecinan, kemarin (21/3).(NAILA NIHAYAH/RADAR JOGJA)
RADAR JOGJA – Ribuan orang dari semua elemen masyarakat antusias mengikuti pawai Kota Magelang Rumah Bersama dan Tarhib Ramadan 2023. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kebersamaan serta kesetaraan antarumat beragama dan masyarakat Kota Magelang.
Mereka kompak berjalan dari Alun-alun Kota Magelang, menyusuri Jalan Pemuda atau kawasan Pecinan. Yang diawali dengan barisan pembawa bendera Merah Putih dan disusul drumband GSCL Akmil Magelang.
Adapula atraksi budaya dari masyarakat. Kemudian, ada barisan pejabat Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang, termasuk wali kota hingga forkompimda dan para tokoh agama. Disusul ribuan pelajar se-Kota Magelang dengan membawa atribut dan slogan untuk menjaga kesucian Ramadan.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz memaparkan, kegiatan ini merupakan momentum untuk menunjukkan bahwa Kota Magelang bisa menjadi ‘rumah bersama’. “Saya memang berharap Kota Magelang ini ada kesetaraan. Ada semangat namanya tepa salira tiap orang,” katanya di sela kegiatan, kemarin (21/3).
Menurutnya, tepa salira menjadi dasar agar masyarakat semakin bahagia. Begitu pula dengan para tokoh antarumat beragama dan masyarakat lain. Ketika tepa salira berjalan dengan baik, di optimistis, Kota Magelang menjadi kota yang bahagia.
Dia menegaskan, Bhinneka Tunggal Ika harus dirawat dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya semacam slogan atau hanya deklarasi, tetapi menjadi bagian hidup dan pandangan hidup. Dia juga mengajak umat muslim untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadan agar mendapat berkah di bulan yang mulia ini.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang Imam Baihaqi menyebut, perhelatan ini merupakan kolaborasi antara kegiatan Rumah Bersama dengan tarhib Ramadan. Karena momentumnya bersamaan dengan tarhib yang saban tahun rutin digelar dan melibatkan para pelajar.
Dengan begitu, kata dia, kebhinekaan antarsuku, agama, ras, dan lainnya betul-betul menyatu. Sehingga akan memperkuat persatuan dan kesatuan untuk memajukan Kota Sejuta Bunga ini. “Harapannya Pak Wali, Rumah Bersama ingin mengedepankan toleransi di Kota Magelang betul-betul menjadi hal bermasyarakat,” ujarnya.
Dia menuturkan, pawai ini diawali dari tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Forkompimda. Sebagai simbol adanya kebersamaan di Kota Magelang. Barulah dimeriahkan oleh tarhib Ramadan yang diikuti lebih dari 4.000 pelajar dari jenjang TK hingga SMP.
Tarhib Ramadan ini, lanjut dia, bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada para pelajar bahwa bulan Ramadan sudah dekat. Sekaligus untuk mengingatkan mereka agar menjaga kesucian di bulan suci ini. Kemudian, menanamkan religiositas dan akhlak mulia.
Dia berharap, dengan perhelatan semacam ini, pendidikan karakter dan keagamaan akan mereka dapatkan. “Juga memiliki budi pekerti yang baik di rumah, sekolah, maupun di lingkungan masyarakat,” bebernya.
Pada kesempatan itu, pejabat Forkompimda Kota Magelang, Kepala Kemenag Kota Magelang dan ketua FKUB menandatangani Deklarasi Magelang Rumah Bersama. Dekalarasi itu menyatakan tekad masyarakat Kota Magelang untuk setia dan menjunjung tinggi tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya, secara aktif menjadikan Kota Magelang sebagai rumah bersama yang aman damai dan harmonis. (aya/bah)