
BERI ARAHAN: Bupati Magelang, Kapolresta Magelang, Waka Polres Magelang Kota, dan jajaran Forkompimda saat menggelar pertemuan dengan para kepala sekolah se-Magelang Raya,(15/3).(HUMAS POLRESTA MAGELANG)
RADAR JOGJA – Aksi kejahatan jalanan yang melibatkan para pelajar di Kabupaten Magelang didominasi oleh adanya saling tantang di media sosial (medsos). Mereka rata-rata mengoperasikan akun medsos tanpa sepengetahuan dari pihak sekolah. Sehingga hal itu luput dari pengawasan para guru.
Kapolresta Magelang Kombes Pol Ruruh Wicaksono menyebut, jumlah kasus kejahatan yang melibatkan anak di wilayah hukumnya semakin meningkat. Pada 2022, Polresta menangani lima kasus kejahatan dan hingga pertengahan Maret ini, sudah ada delapan kasus tindak kejahatan jalanan.
Dari jumlah perkara tersebut rata-rata merupakan pengeroyokan dan kekerasan menggunakan senjata tajam (sajam) yang melibatkan anak di bawah umur. Dengan motif yang beragam. Aksi itu tentu menjadi atensi khusus bagi kepolisian dan perlu adanya penanganan agar tidak terulang.
Untuk itu, Polresta Magelang mengundang kurang lebih 350 kepala sekolah dari tingkat SMP hingga SMA agar mereka mengawasi betul para siswanya. “(Kegiatan) ini sifatnya pembekalan dan imbauan untuk disampaikan kepada anak-anak sekolah supaya (kejahatan jalanan) tidak terjadi lagi. Ke depan, akan kami evaluasi pasca pertemuan,” bebernya usai kegiatan, kemarin (15/3).
Dia mengatakan, kepala sekolah dan dewan guru dapat bekerja sama dengan orang tua untuk melakukan pengawasan kepada anak. Mengingat usia pelajar masih terbilang sangat rentan. Sehingga perlu upaya pencegahan sejak dini agar generasi muda tidak terjerumus hal-hal negatif yang merusak masa depan mereka.
Polresta juga telah mengerahkan personelnya untuk melakukan patroli cyber guna memantau akun-akun medsos yang terlihat mencurigakan. Selain itu, setiap malam libur, polisi rutin menggelar kegiatan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di tempat-tempat keramaian.
Bupati Magelang Zaenal Arifin memaparkan, kegiatan koordinasi seperti ini merupakan langkah antisipasi yang tepat untuk membangun komunikasi demi menjaga situasi. Baik di lingkup sekolah maupun luar sekolah. Dia juga prihatin dengan aksi kenakalan remaja yang belakangan ini marak terjadi.
Apalagi, dia menilai, generasi muda nantinya dapat melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa. “Ini baru langkah awal untuk saling berkoordinasi, mengisi, dan memperkuat agar nanti ketemu sebuah sistem yang pas untuk mengelola anak-anak kita ini tanpa harus melanggar aturan-aturan yang ada,” katanya.
Dia juga meminta agar sekolah menggiatkan hal yang positif. Termasuk kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. “Anak-anak harus kreatif. Apalagi sekarang era teknologi. Dengan itu, anak-anak bisa berkreasi dengan hal positif. Ini yang nanti kita dorong dari seluruh elemen,” tegasnya. (aya/bah)