RADAR JOGJA – SMK Ma’arif Kota Mungkid mendapat bantuan mesin roasting yang diberi nama NU Roaster. Yang digunakan untuk memindahkan biji kopi mentah menjadi kopi yang sudah dipanggang. Dengan begitu, mereka bisa memaksimalkan produksi kopi sendiri dengan brand ‘Mung Kopi’.

Kepala SMK Ma’arif Kota Mungkid Ngungun Bayu Santoso mengatakan, kopi besutan dari sekolahnya ini masih dalam tahap pengenalan. Harapannya, seluruh elemen masyarakat dapat mengetahui bahwa di SMK Ma’arif Kota Mungkid menghasilkan produk kopi.

Dia menambahkan, proses pengenalan kopi tersebut sudah dilakukan sejak November 2021. Pihaknya baru menjalin kerja sama dengan salah satu industri pada Agustus 2022. Saat itu, ada lima anak yang magang di sana sekaligus belajar membuat mesin roasting.

Saat pembuatan mesin roasting tersebut, lanjut dia, dipandu oleh pengelola industri. “Jadi, (pihak) industri yang punya teknologi dan ilmunya, ditularkan kepada kami. Ada lima anak dan dua guru pendamping selama lima bulan di sana,” bebernya saat meresmikan gedung pusat keunggulan teknik mesin, NU Roaster, dan Mung Kopi, kemarin (21/2).

Sementara siswa yang memproduksi dan mengoperasikan mesin roasting yakni dari kelas 11 dan 12 jurusan kimia industri serta teknik mesin. Belum menjangkau seluruh keahlian yang ada di SMK Ma’arif Kota Mungkid.
Setelah memiliki mesin roasting, sekolah juga telah memasarkan produk kopinya. Bahkan, sekolah telah mendaftarkan produknya untuk mendapat sertifikasi. Baik produk Mung Kopi maupun mesin roasting.

Untuk biji kopi, Ngungun menyebut, telah bekerja sama dengan para pelaku usaha. Baik dari Ngrancah, Kecamatan Grabag dan daerah Pegunungan Menoreh. “Kalau untuk pemasaran, kami baru menjangkau sekitar Magelang. Harapannya, bisa dipromosikan lewat Lapak Ganjar,” ungkap dia.

Dia mengutarakan, produksi kopinya sudah dilakukan secara kontinyu dengan dua mesin roasting. Dengan jumlah 50 kilogram per hari green bean atau biji kopi mentah yang belum disangrai dan berwarna hijau.

Sedangkan kemasan dari Mung Kopi didesain oleh para siswa jurusan teknik komputer jaringan. Hampir semua siswa dilibatkan. “Lebih dari 1.000-an siswa. Karena ini juga merupakan program Kurikulum Merdeka dari pemerintah yang memudahkan siswa untuk praktik,” jelas dia.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkesan dengan keseriusan SMK Ma’arif Kota Mungkid yang menghasilkan produk siap jual. Bahkan, sekolah tersebut juga sudah menjalin mitra dengan industri sebagai offtaker produknya.

Dia menilai, sekolah itu telah menelurkan dua karya yang bagus. Pertama, bekerja sama dengan industri membuat mesin roasting. Dengan begitu, karya siswa menjadi lenih konkret, bisa dilihat, dan dijual. “Kedua, di atas tadi (lantai dua) ada part dari industri bahkan kelebihan order sampai bekerja sama dengan SMK lain,” katanya.

Praktik yang dilakukan oleh SMK Ma’arif tersebut sejalan dengan harapan Ganjar yang terus menggenjot sekolah vokasi untuk bermitra dengan industri atau perusahaan. Menurutnya, praktik itu dapat memberikan pengalaman yang cukup kepada pelajar ketika mereka lulus.

Selain itu, SMK Ma’arif Kota Mungkid juga memproduksi berbagai jenis kopi. Ganjar sempat mencicipi seduhan Kopi Menoreh yang diracik dan disajikan oleh siswa. Dia tampak sangat menikmati kopi tersebut. (aya/bah)

Magelang