
ATRAKTIF: Para siswa tampak bersemangat mengikuti gerak dan irama yang diajarkan oleh seniman asal Borobudur ini. Kegiatan ini merupakan implementasi dari P4.(ISTIMEWA)
RADAR JOGJA – SMA Negeri 1 Magelang menggandeng seniman lokal untuk mengimplementasikan Proyek Penguatan Profil Pancasila (P4). Kegiatan ini merupakan kali kedua yang digelar bertajuk ‘kearifan lokal’. Yang diikuti oleh 40 siswa perwakilan setiap di Aula SMAN 1 Magelang, Selasa (7/2).
Penanggung jawab kegiatan Taat Prasetyo menuturkan, P4 bertujuan untuk mengenalkan kesenian rakyat kepada generasi muda. Selain itu, siswa juga diajak untuk terjun langsung dalam pelestarian budaya. Bukan hanya teori, tetapi juga dalam praktik.
Dikatakan, output dari kegaitan tersebut yakni para siswa mampu menampilkan tarian rakyat yang telah dipelajari. Nantinya, mereka bakal tampil di Pendopo drh Soepardi, Setda Kabupaten Magelang, dua minggu mendatang. “Jadi, mereka akan pentas dengan lengkap. Menggunakan rias dan kostum. Tariannya bisa memilih sesuai yang diajarkan di P4 ini,” jelasnya di sela kegiatan, Selasa (7/2).
Selama mempersiapkan P4, Taat mengaku tidak menemui kendala yang cukup berarti. Baik dari segi fisik maupun materi. Para siswa nampak antusias. Orang tua juga mendukung. Begitu pula dengan para guru. “Jadi, kami bersinergi dengan kompak,” imbuhnya.
Sebagai informasi, P4 di SMAN 1 Magelang digelar sebanyak tiga kali dengan tema yang berbeda. Adapun kegiatan pertama mengusung tema pencegahan bullying. Untuk kegiatan ketiga, belum ditentukan.
Narasumber P4 sekaligus seniman asal Borobudur Eko Sunyoto menuturkan, kesenian rakyat bisa mendekatkan kembali para generasi muda dengan masyarakat. Tidak hanya melulu belajar di belakang bangku sekolah.
Pada kegiatan P4 ini, Eko juga mengajarkan kesenian rakyat khas Magelang kepada para siswa. Seperti soreng, topeng ireng, kubro siswo, jaranan, warokan, kuntilan, lenggeran, gatholoco, gedruk, dan jalantur. Para siswa pun tampak antusias mengikuti setiap gerakan yang dicontohkan.
Mereka pun cepat menangkap apa yang telah diajarkan. Dia berharap, semakin banyak generasi muda yang mau belajar dan melestarikan kesenian rakyat. Terlebih, Magelang kaya akan seni dan budaya.
Sementara itu, seorang siswa bernama Nazwa Agni Maulidya, 15, mengaku senang dengan adanya program ini. “Sebelumnya, saya sudah sering menari. Soreng dan topeng ireng. Jadi, begitu mendengar ada P4 dengan tema ini langsung minat,” ujarnya semringah.
Selama memperoleh pemahaman dan praktik menati dalam kurun waktu empat jam, dia merasa kurang. “Nggak kerasa. Kegiatannya banyak, bukan cuma mendengarkan presentasi tentang sejarah dan seluk-beluk kesenian rakyat di Magelang, tapi ada praktiknya,” sambungnya.
Ke depan, Nazwa berharap, kegiatan seperti ini bisa digelar kembali. Dengan begitu, dia bisa mendapat pengetahuan dan pengalaman baru tentang kesenian rakyat. (aya/bah)