RADAR JOGJA – Selain memetakan delapan kawasan strategis, Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang juga menggali potensi investasi di masing-masing lokasi tersebut. Upaya ini dilakukan agar nilai investasi di kota sejuta bunga itu semakin besar.

Perlu diketahui, delapan kawasan strategis tersebut antara lain Soekarno-Hatta, Sidotopo, Sport Center Gelora Sanden, Kebonpolo, alun-alun, Taman Kyai Langgeng, Shopping Center, dan Kebun Raya Gunung Tidar. Setiap kawasan, tentu memiliki peluang investasi yang berbeda-beda.

Koordinator Penanaman Modal, DPMPTSP Kota Magelang Etik Ismariyati menuturkan, delapan kawasan tersebut harus benar-benar siap untuk ditawarkan kepada investor. “(Tentu) ada proses menuju kesiapan. Seperti mempersiapkan status tanahnya, harus celar dan clean,” jelasnya, beberapa waktu lalu.

Dijelaskan, kawasan Sidotopo misalnya, bakal ditawarkan untuk investasi dengan luas 26,5 ribu meter persegi. Lantaran berdasarkan kajian highest and best use (HBU), Sidotopo merupakan kawasan perdagangan dan jasa.
Dengan begitu, perlu adanya pemanfaatan yang optimal agar kajian tersebut dapat terlaksana. Adapun nilai investasi kawasan Sidotopo sekitar Rp 420 miliar. Rencananya, akan digunakan bisnis mal dipadukan dengan hotel.

Kawasan alun-alun yang bakal dikembangkan sebagai investasi. Dia menyebut, baru sebatas membuat perencanaan pembangunan kompleks di kawasan itu dan menata Kampung Kauman. Terlebih, pemkot bakal menambah fasilitas umum dengan bangunan bergaya kolonial modern.

Etik menambahkan, potensi lain ada di kawasan Taman Kyai Langgeng (TKL) Ecopark. Kendati sudah dimanfaatkan sebagai rekreasi, tapi dengan luas TKL sekitar 27,5 hektar, masih bisa dikembangkan lagi. Seperti adanya area guesshouse dengan view river side, glamping dan camping, wisata air, dan pemanfaatan Bukit Sukorini.

Dengan begitu, wisatanya akan semakin beraneka ragam dan menarik. Sehingga banyak wisatawan yang datang. “Selama ini, (TKL Ecopark) masih berupa alam. Meskipun sudah ada penataan sejak awal dan (masih) menawarkan konsep lama. Jadi, bisa dikembangkan lagi di area dalam,” papar Etik.

Untuk luas lahan yang ditawarkan sebagai investasi, lanjut dia, pengelola TKL Ecopark belum mempunyai data yang pasti. “Karena ini masih kajian secara intern bahwa lokasi tersebut bisa dikembangkan. Kalau ada investor yang datang, akan dikaji lagi,” imbuhnya.

Kemudian, kawasan Shopping Center di dekat Pasar Rejowinangun, yang bakal dikembangkan menjadi pertokoan modern. Dengan nilai investasi Rp 42,5 miliar. Namun, masih ada proses peningkatan status tanah.

Kawasan lain yakni Kebun Raya Gunung Tidar dengan luas 69 hektare. Adapun konsep yang ditawarkan kepada investor adalah wisata budaya dengan beberapa petilasan. “Kajian bersama dengan appraisal, belum ada. Tapi, dari pengelola sudah ada. Yang ditawarkan zona C,” jelas Etik.

Etik memaparkan, agar investor tertarik berinvestasi, pihaknya gencar melakukan promosi. Namun, dia mewanti-wanti agar kesiapan lahan menjadi prioritas utama. Status lahan harus clear dan clean. Agar siap ditawarkan kepada investor. Baik peruntukan maupun luasnya. “Kalau sudah benar-benar ready, kami akan enak sekali menawarkan,” kata dia. (aya/bah)

Magelang