
BERWISATA: Para pengunjung tetap memilih Candi Borobudur sebagai tujuan wisata, meski tidak diperbolehkan untuk naik ke struktur candi.(Naila Nihayah/Radar Jogja)
RADAR JOGJA – PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko tengah menggodok uji coba naik ke struktur candi. Masih ada sejumlah hal yang perlu dipersiapkan dan harus mengantongi izin dari pemerintah. Lantaran targetnya, tahun ini pengunjung bisa naik Candi Borobudur.
Direktur Operasional dan Pengembangan Infrastruktur PT TWC Mardijono Nugroho menuturkan, hingga kini sudah dilakukan uji coba terbatas sebanyak tiga kali dan bakal terus dievaluasi. Termasuk memberi pelatihan atau workshop kepada para pemandu wisata dengan menggandeng Balai Konservasi Borobudur (BKB).
Upaya ini, kata dia, menjawab keinginan pengunjung dan masyarakat untuk naik ke candi. Proses ini dalam rangka mengembalikan suasana Borobudur dan meningkatkan quality tourism “Tugas kami adalah memfasilitasi mereka,” paparnya kepada wartawan, kemarin (4/1).
Dia mengatakan, dalam proses uji coba ini, tentu melibatkan banyak unsur. Termasuk Disporapar Kabupaten Magelang dan Provinsi Jawa Tengah, pemerintah kabupaten, hingga kelompok masyarakat pemerhati candi.
Uji coba terbatas ini, juga menggunakan sandal upanat. Namun, dia belum menentukan lokasi untuk pelepasan sepatu atau alas kaki yang digunakan pengunjung. “Semua sedang ditata, termasuk (harga) tiketnya,” sebut Mardijono.
TWC juga bakal melibatkan tim health, safety, security, and environmental (HSSE). Mengingat hampir tiga tahun, pengunjung tidak diperkenankan naik ke struktur candi.
Menurutnya, hal ini termasuk agenda yang baru dan harus disampaikan kepada stakeholder. “Bahwa naik candi adalah kegiatan yang sakral dan beradab untuk menjaga nilai-nilai candi,” sambungnya.
Sementara itu, pengunjung asal Brebes Wiwi Safitri menyambut baik rencana dari TWC untuk membuka akses naik ke candi. Meski pada akhirnya ada batasan untuk pengunjung. Terlebih, anak-anak sekarang juga membutuhkan praktik di lapangan mengenai sejarah candi.
Dia melanjutkan, dengan catatan, tidak mengganggu aktivitas keagamaan dari umat Buddha. “Bagus sih. Karena banyak juga (pengunjung) yang kecewa karena tidak bisa naik candi,” paparnya.
Hal senada juga dikatakan pengunjung asal Jakarta Hilma Fuada. Meski nantinya bisa naik ke candi, tapi tidak mengganggu aktivitas spiritual umat Buddha. Tapi, hal ini juga menjadi angin segar bagi masyarakat.
Menurutnya, harus ada regulasi yang tepat untuk mengatur antara urusan ibadah dan naik candi. “Kan kasihan juga, kalau mereka lagi beribadah, tapi ada pengunjung yang nonton. Bisa-bisa jadi buyar (tidak khusyuk),” katanya. (aya/bah)