RADAR JOGJA – Perhelatan Pabbajja Samanera Sementara pada 15-26 Desember berhasil memecahkan rekor MURI dengan peserta terbanyak sejumlah 500 orang. Selain itu, untuk kali pertama, kegiatan tersebut dilaksanakan di Candi Borobudur. Yang mana telah ditetapkan sebagai pusat religi dunia dan nusantara.

Ketua panitia Fatmawati memaparkan, dengan berhasilnya kegiatan dengan 500 peserta ini, penyelenggara menargetkan tahun depan bisa tembus hingga 1.000 peserta Samanera yang mendaftar. “Dengan waktu yang sama yakni di akhir tahun. Tujuannya mengisi waktu liburan mereka,” paparnya usai penutupan, kemarin (26/12).

Dia menargetkan, para peserta berasal dari kalangan mahasiswa dan pelajar. Dengan begitu, saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), mereka bisa menikmati waktu libutannya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat.

Para peserta, kata dia, banyak yang berkeinginan untuk melanjutkan sebagai Samanera atau biksu tetap. Namun, untuk menjadi biksu, ada peraturan dan tata tertib yang harus ditaati. Lantaran kegiatan itu merupakan program sementara, sehingga harus dilepas semua. Termasuk jubah yang mereka kenakan.

Jika memang para peserta ingin melanjutkan menjadi biksu tetap, mereka harus memulai prosesnya dari awal lagi. “Mereka dapat mengajukan kembali sebagai Samanera yang baru dan akan ditempatkan di tempat yang sudah disiapkan,” jelas Fatmawati.
Dirjen Bimas Buddha, Kementerian Agama RI Supriyadi mengatakan, kegiatan ini menjadi satu bagian dari 12 program yang telah disepakati bersama untuk dilaksanakan di Candi Borobudur. “Ini adalah yang pertama kali dilakukan sebagai implementasi dari kesepakatan itu,” jelasnya.

Adapun sebelas kegiatan lain yang diselenggarakan di Candi Borobudur, yakni Tri Suci Waisak, Asadha dan Internasional Tipitaka Chanting (ITC), Kathina Puja, Hari Raya Magha Puja, dan Hari Uposatha. Selain itu, Waisak Day Internasional, Upacara Api Homa (Kalacakra), Svayamvara Tripitaka Gatha (STG), Sippa Dhamma Samajja (SDS), Yobbana Dhamma Samajja, serta Dharmayatra
Untuk itu, dia berharap ada sinergitas yang baik antara Kemenag, TWC Borobudur, Balai Konservasi Borobudur (BKB), maupun stakehokder lain. Dengan begitu, kegiatan-kegiatan tersebut semakin semarak dan dikenal oleh dunia. Selain itu, dapat memberikan suatu pemahaman bahwa di Indonesia ada peninggalan khusus keagamaan. Yang mana Candi Borobudur merupakan sesuatu yang monumental dan terbesar di dunia. (aya/bah)

Magelang