
KREATIF: Para pengunjung, terutama anak-anak, tampak tertarik untuk membuat kerajinan dari limbah botol plastik, di kompleks Candi Borobudur.(Naila Nihayah/Radar Jogja)
RADAR JOGJA – Untuk memanjakan wisatawan saat berkunjung ke destinasi Candi Borobudur, PT TWC telah menyiapkan beragam atraksi menarik. Seperti Edukriya Go Green yang bersinergi dengan pelaku seni Borobudur. Dengan memanfaatkan limbah botol plastik dan bahan penunjang lainnya.
Kegiatan ini menjadi satu media edukasi bagi wisatawan terkait konsep go green di destinasi TWC Borobudur. Khususnya melalui aktivitas yang dapat dilakukan secara langsung oleh wisatawan. Marketing Communication, Digital Division, & Marketing Manager PT TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Galuh Indah B mengatakan, kegiatan ini sejalan dengan misi TWC untuk menjadi bagian dalam sustainability tourism. Diturunkan menjadi green tourism dan memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.
Untuk itu, TWC menggandeng pelaku seni Borobudur untuk membuat suvenir dari sampah plastik yang dikombinasikan dengan bahan lain. Pengunjung juga diajak praktik sendiri dan bisa membawa pulang jika sudah jadi. “Jadi, secara experience, pengunjung dapat. Pelaku seni juga dapat manfaatnya,” ujarnya, Sabtu (24/12).
Kegiatan semacam ini, kata Galuh, merupakan kali kedua. Yang pertama sudah terlaksana saat peak season pada momentum Lebaran 2022 lalu. Namun, kali ini TWC juga menggandeng AJE selaku produsen minuman dan sejalan dengan kampanye mereka dalam mengurangi sampah plastik.
Pelaku seni Taufiq Asyhari menjelaskan, edukriya ini dibuat agar pengunjung yang datang ke Candi Borobudur bisa mengerti soal pengelolaan sampah plastik. “Kami juga mengkampanyekan go green, supaya sampah bisa berkurang dan menjadi bahan yang bermanfaat, khususnya untuk membuat kerajinan, seperti kaligrafi, stupa, dan lainnya,” jelasnya.
Para pengunjung yang tertarik, bisa langsung praktik. Namun, mereka akan diberi pemahaman terlebih dahulu dan diperlihatkan hasil dari kerajinan tersebut. Adapun bahan dari kerajinan itu berasal dari tepung tapioka, batu bata merah yang dihaluskan, dan pasir. Lalu, diaduk dan ditambah air secukupnya.
Setelah itu, baru dimasukkan ke dalam cetakan. Untuk sampah botol plastiknya, bakal dimasukkan ke dalam adonan. “Itulah fungsi kita dalam kampanye hijau. Dengan memanfaatkan barang limbah dan mengurangi pemakaian bahan-bahan lainnya,” paparnya.
Limbah botol plastik yang digunakan itu, dikumpulkan dari sampah di kompleks Candi Borobudur. Ada juga dari rumah tangga dan bank sampah. Hingga menghasilkan berkarung-karung botol.Sedangkan teknik yang digunakan yakni cetak cepat. Tujuannya agar pengunjung tidak terlalu lama menunggu hingga kerajinan benar-benar bisa dibawa pulang. Lantaran hanya membutuhkan waktu lima hingga 10 menit untuk benar-benar kering.
Sementara itu, kakak beradik asal Belanda bernama Naomi dan Abbey mengaku senang saat membuat stupa Candi Borobudur. Mereka mengatakan, baru pertama kali membuat kerajinan seperti itu. “Sangat menyenangkan dan ini kali pertama kami buat,” ujar Naomi. (aya/pra)