RADAR JOGJA – Ribuan Syekhermania dari berbagai daerah tumplak di Taman Lumbini, kompleks Candi Borobudur, Kamis malam (17/11). Para jemaah tersebut masuk lewat pintu budaya. Mereka berduyun-duyun menggelar alas di depan panggung utama. Juga membawa atribut lainnya seperti bendera Nahdlatul Ulama (NU) hingga bendera merah putih yang panjang.

NU Bersalawat ini pertama kali diselenggarakan di kompleks Candi Borobudur. Yang mana menjadi pusat peribadatan agama Buddha. Sekaligus memberikan pesan perdamaian dalam menyongsong satu abad NU untuk merawat jagat membangun peradaban.

Kegiatan ini diawali dengan lantunan hadrah pada 19.30. Semakin malam, jemaah semakin banyak. Terlebih, ketika kedatangan Habib Syekh bin Abdul Qadir Assegaf. Lautan Syekhermania memenuhi Taman Lumbini, bahkan mereka bertahan hingga acara selesai sekitar pukul 22.30.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar (PB) NU Saifullah Yusuf menyebut, ada empat hal yang akan dilakukan pada kepengurusan memasuki abad kedua. Salah satunya mengenai pengkaderan. “Ke depan karena NU makin besar, tidak lain pengkaderan harus jalan terus menerus,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.

Dia menginginkan agar NU menjadi organisasi yang digdaya. Adapun target pengkaderan setiap minggu bisa dilakukan 80 kali. Jika dihitung, sekitar 2.300 pengkaderan di seluruh Indonesia. Termasuk di Magelang, kata dia, nantinya akan diberi tugas untuk melakukan pengkaderan secara terus-menerus.

Selain pengkaderan, NU juga membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kuat. Agar nantinya bisa menang dalam persaingan yang serba tidak menentu lantaran kemajuan teknologi. Menurutnya, gerakan keluarga maslahat harus digelorakan.

Dia menegaskan, semua komponen NU harus terlibat dalam gerakan keluarga maslahat agar lahir generasi-generasi yang kuat. “Dari keluarga yang hebat ini, harus kita dampingi agar mereka mampu menjadi keluarga maslahat,” bebernya.

Untuk yang ketiga, lanjut Gus Ipul, pengembangan ekonomi jemaah dan jamiyah. Hal ini perlu dilakukan agar mempunyai usaha yang kokoh untuk menghadapi persaingan makin ketat.

Adapun yang keempat, yakni digitalisasi tata kelola perkumpulan. Dia mengajak seluruh jemaah untuk mengelola organisasi ini dengan teknologi-teknologi terapan. Yang dapat membantu untuk mengelola organisasi lebih cepat. Dengan begitu, tata kelola perkumpulan lebih modern, baik, dan lebih cepat serta menjangkau. “Abad kedua nanti, NU harus tetap jaya,” tegasnya.

Sementara itu, Katib Aam PBNU Ahmad Said Asrori berkesempatan untuk menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magelang dan seluruh warga NU yang telah memberikan support kegiatan berselawat ini. Sehingga berjalan dengan lancar.

Dia menjelaskan, NU berhikmat tidak hanya kepada NKRI, tapi juga kepada dunia. Said Asrori berharap, memasuki abad kedua nanti, semangat harus terus digelorakan. “Dalam keadaan aman, tentram, kuat, bermanfaat, dan bermartabat,” ujarnya.

Bupati Magelang Zaenal Arifin menuturkan, momentum ini tepat bagi NU untuk merefleksikan diri atas kiprah yang telah dilakukan. Terutama dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. “Insyaallah dengan selawat, NU akan semakin besar, Kabupaten Magelang semakin maju dan sejahtera, NKRI semakin jaya,” ungkapnya. (aya/pra)

Magelang