RADAR JOGJA – Puluhan peserta mengikuti laku wayang atau meditation walk dengan berjalan mengelilingi Candi Borobudur sebanyak dua putaran, kemarin (7/11). Itu mereka mulai dari kantor Balai Konservasi Borobudur (BKB) menuju pelataran Candi Borobudur. Aksi ini di lakukan dalam rangka memperingati World Wayang Way 2022.

Para peserta ini sebelumnya mendaftar untuk ikut serta pada meditation walk. Mereka mengenakan baju batik dengan membawa wayang. Tak hanya para remaja, ada juga peserta anak kecil. Adapun lakon wayang yang dibawa di antaranya Punokawan, Hanoman, Dewi Kunti, Gatotkaca, hingga Pandawa. Dengan khidmat mereka mengelilingi candi dengan sebuah perjalanan yang hening. Lantas, berdoa bersama.

World Wayang Way Borobudur diselenggarakan sebagai pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan wayang di Indonesia. Kegiatan ini merupakan festival pagelaran wayang yang meliputi seluruh ragam dan genre wayang.

Pemilihan tempat di Candi Borobudur lantaran menjadi ikon sekaligus mahakarya dunia. Yang mana wayang mencapai puncak ekspresinya, baik dari narasi maupun bentuknya. Dengan begitu, World Wayang Way Borobudur akan menjadi peristiwa wayang paling beragam yang dipentaskan dalam satu tempat.

Menurut ketua panitia Eko Sunyoto, World Wayang Way merupakan suatu lampah atau tindakan wayang yang ada dalam kehidupan ini. “Artinya, kita sendirilah yang menjadi laku lampah wayang sebagai titah (perintah),” jelasnya.

Dalam rangka peringatan hari wayang ini, digelar serangkaian acara. Seperti pagelaran wayang, workshop wayang, layar film wayang, pituturan dongeng wayang, laku wayang, pameran wayang, dan lomba mewarnai wayang. Selama dua hari, kegiatan ini menjadi upaya untuk mengenalkan wayang kepada masyarakat, terutama anak-anak.

Hari pertama, diselenggarakan tiga pementasan meliputi wayang beber, dongeng wayang, dan wayang kulit di Kampoeng Semar, Desa Borobudur. Hari kedua, workshop pengenalan wayang, lomba mewarnai wayang, dan meditation walk.

Dia menjelaskan, meditation walk ini menjadi perjalanan sebagai titah atau perintah yang berasal dari sang pencipta. Bedanya dengan tahun-tahun sebelumnya, meditation walk ini, para peserta harus mendaftar terlebih dahulu. Lewat link yang telah diberikan.

Eko ingin melihat seberapa besar animo generasi muda untuk ikut serta dalam melestarikan wayang ini. Sebetulnya, dia ingin terus menggaungkan World Wayang Way sebagai metode pengenalan wayang lebih dekat.

Selama ini, dia menilai, generasi sekarang hanya mengenal wayang lewat buku maupun pementasan. Mereka tidak bisa menikmato wayang itu sendiri. “Meditation walk ini melihatkan perasaan. Kami dekatkan mereka dengan wayang,” bebernya.

Dia melihat, biasanya setiap kali ada pertunjukan wayang, masyarakat hanya bisa merasakan hingar-bingarnya. Belum benar-benar masuk dalam pertunjukan. Padahal, ada banyak cerita disetiap lakon wayang.

Salah satu peserta asal Jakarta Tutik Alawiyah Suryadi mengaku senang bisa menjadi bagian dari pagelaran ini. Terlebih, ini kali pertamanya ikut merayakan hari wayang. “Saya merasakan pengalaman tersendiri bisa turut melestarikan kebudayaan melalui jalur wayang,” jelasnya.(aya/din)

Magelang