RADAR JOGJA – Saat berkunjung ke kawasan Borobudur, ada banyak pilihan wisata yang dapat menjadi alternatif selain ke Candi Borobudur. Seperti Junkyard Autopark yang terletak di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

NAILA NIHAYA, MAGELANG, Radar Jogja

Berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi, Junkyard Autopark beroperasi sejak 30 Maret 2018 lalu. Wisata yang satu ini bertemakan vintage dengan menawarkan spot foto mobil-mobil klasik. Setidaknya, ada puluhan mobil klasik dari tahun ke tahun.

Ketika masuk di depan gerbang, pengunjung akan disuguhi beberapa mobil klasik. Saat cuaca cerah, perbukitan akan nampak jelas. Memanjakan mata bagi siapapun yang melihat. Pengunjung dapat berfoto dengan latar perbukitan.

Junkyard Autopark juga dilengkapi dengan ornamen-ornamen ala kota kuno agar menambah kesan jadul. Terutama bagi yang ingin memenuhi feed Instagramnya dengan foto estetik.

Pengelola Junkyard Autopark Galang Rezky menuturkan, wisata bertema vintage masih minim dan jarang ditemui, terutama di Kabupaten Magelang. Menjadi berbeda dengan yang lain, tentu membuat tantangan tersendiri bagi para pengelola untuk terus mengembangkan Junkyard Autopark.

Selain itu, wisata tersebut juga menjadi ajang nostalgia bagi para pengunjung yang dulunya sempat merasakan atau mempunyai mobil-mobil klasik. Lantaran sekarang ini, sudah jarang ditemui mobil-mobil klasik yang beroperasi di jalanan.

Untuk para generasi muda, wisata ini menjadi satu pilihan untuk menambah edukasi dan perbendaharaan jenis-jenis mobil klasik. Kemungkinan, sebagian dari mereka hanya melihat lewat media sosial. “Tapi, kami tawarkan atmosfer untuk merasakan dan melihat secara fisik,” ujarnya saat ditemui, Rabu (1/6).

Mobil-mobil tersebut ditata sedemikian rupa sehingga membuatnya menjadi spot foto yang instagramable. Selain mobil, ada juga bemo, sepeda motor kuno, wahana permainan anak-anak seperti kora-kora dan ontang-anting, kafe, serta Junkyard Avenue.

Junkyard Avenue ini cenderung pada menonton film menggunakan mobil pribadi dengan tema horor. Sembari menonton, akan ada atraksi yang menguji nyali pengunjung berupa cosplay hantu untuk menakut-nakuti penonton dari luar mobilnya.

Sejauh ini, Galang mengatakan, dengan adanya Junkyard Autopark, penerimaan masyarakat sekitar begitu antusias. Menurutnya, lokasi Junkyard Autopark di Desa Wanurejo menjadi satu tempat strategis. Lantaran jauh dari jalan raya sehingga tidak terganggu dengan lalu lalang kendaraan.

Visi misi yang diusung pun untuk memberdayakan masyarakat. Sehingga, pengelola juga memilih untuk menyerap sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kerja dari Desa Wanurejo demi kesejahteraan masyarakatnya.

Dia menambahkan, pandemi Covid-19 begitu signifikan pada sektor wisata, khususnya Junkyard Autopark. Kendati demikian, kata dia, jika mau bertahan, para pengelola haruslah survive. “Tapi, kami harus survive kalau ingin bertahan. Sekarang, kunjungan perlahan mulai bangkit,” akunya.

Jam operasional di sana beda-beda. Untuk Junkyard Autopark dibuka mulai 08.00 – 18.00. Saat hari biasa, kafe akan dibuka pukul 11.00 – 20.00 dan hari libur 08.00 – 20.00. Sedangkan Junkyard Avenue dibuka mulai 18.00 – 23.00 yang dibagi menjadi dua sesi.

Untuk tiket masuk di Junkyard Autopark di hari biasa yakni Rp 15 ribu dan saat weekend Rp 20 ribu. Bagi pengunjung yang hanya ingin berada di kafenya, tidak dipungut biaya. Sementara untuk Junkyard Avenue, pengunjung dapat merogoh kocek sebesar Rp 65 ribu.

Dia berharap, dengan melandainya kasus Covid-19 dan Candi Borobudur sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), semua sektor akan bangkit. Baik pariwisata maupun perekonomian. (pra)

Magelang