MAGELANG – Keberadaan Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulonprogo tidak banyak bisa ditangkap oleh Pemkot Magelang. Maklum, wilayah Kota Magelang termasuk jauh dari bandara tersebut. Sisi lain, Kota Magelang tidak berbatasan langsung dengan Kulonprogo.
“Kita terlalu jauh kalau harus menangkap peluang dari keberadaan YIA. Kita liat dulu saja perkembangannya,” kata Kepala Bappeda Pemkot Magelang, Joko Suparno, Rabu (24/4).
Menurut Joko, pihaknya akan bertindak cepat ketika sudah ada kepastian jalur dari bandara menuju Semarang. Karena saat ini, masih digodog antara yang lewat Kalibawang kemudian Salaman atau langsung Borobudur. Meski kedua alternatif jalur tersebut dinilai kurang punya nilai strategis bagi Kota Magelang.
“Tiga tahun lalu sudah ada selentingan kalau dari Kalibawang kemudian lewat Salaman. Tetapi juga ada yang bilang lewat Borobudur. Tetai sama saja, kita tidak terkena langsung. Ada wilayah lain dulu,” tuturnya.
Joko menilai, pihaknya baru punya kepentingan ketika ada jalur tol ataupun kereta api yang menuju YIA dan melintas di Kota Magelang. Tetapi selama belum ada kejelasan soal dua hal tersebut, pihaknya hanya wait and see.
“Kalau dua hal tersebut sudah jelas. Ya kita nanti nangkapnya dari keberadaan exit toll dan stasiun. Yang jelas, Kota Magelang bakal ada exit toll dan stasiun kereta jalur Semarang-Jogja,” ujarnya.
Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito menilai, adanya jalan tol Bawen-Jogja ini dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu daerah, termasuk sektor pariwisata. Kota Magelang sendiri termasuk daerah yang bakal bersinggungan dengan tol sepanjang 73,194 kilometer ini, terutama jalan keluar yang menurut rencana ada di sekitar Jalan Soekarno-Hatta Magelang.
“Di Magelang Selatan akan ada exit toll dan stasiun kereta api. Kemudian dari sisi tata ruang kami antisipasi yang jadinya industri di Jalan Soekarno-Hatta dirubah menjadi perdagangan jasa. Butuh koordinasi lintas sektoral dalam pembahasan tata ruang ini,” jelasnya.
Sementara itu, dalam Rapat Koordinasi Teknis-2 di Hotel Atria Magelang beberapa waktu lalu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) positif akan mengaktifkan kembali jalur kereta api dari Semarang ke Jogja. Total panjang ruas yang akan dibangun 121.156 meter, terdiri dari 102.000 m di wilayah Jawa Tengah dan 13.156 m di wilayah Jogjakarta. Menurut Kasubdit Penataan dan Jaringan Ditjen Perkeretaapian Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemenhub RI, Rudi Damani dari total 121.156 m, konstruksi baru 78.856 m (65,086 persen) dan eksisting 42.300 m (34,914 persen).
“Positif akan kita bangun jalur kereta api Jateng-Jogja. Sekarang sudah tahap trase yang kita rapatkan di Kota Magelang ini dengan mengundang sejumlah pihak terkait,” ujarnya.
Dia menuturkan, tahap prakonstruksi akan dimulai tahun 2019 sampai tahun 2022. Selanjutnya tahap pertama tahun 2023-2027, tahap kedua tahun 2028-2032, dan tahap ketiga 2033-2037. Tahap yang memang sangat panjang untuk kemudian sampai pada pengoperasian.
“Sekarang belum ke pembangunan. Untuk mulai pembangunan, kita perlu keputusan menteri. Sebelumnya, kita perlu juga rekomendasi dari kepala daerah yang dilalui dan gubernur terkait kebijakan tata ruang masing-masing,” katanya.
Selain jalur utama sepanjang 121.156 meter, akan dibangun pula akses menuju Borobudur sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Jalur yang dibangun diperkirakan sepanjang 8.900 m. Akan dibangun pula untuk siding dipo pasir sepanjang 3.500 m.
“Kita tidak akan meninggalkan kawasan Borobudur yang menjadi magnet utama pariwisata di Jateng-DIY. Kita perkirakan mulai tahun 2026 penumpang wisata yang akan memanfaatkan kereta ini sebanyak 0,8 juta/tahun dan 1,9 juta/tahun pada tahun 2060,” tandasnya. (dem/amd/fj)