
GENTING BIASA: Proyek pembangunan rumah ketua dewan di Jalan Diponegoro 55 Kota Magelang yang dipertanyakan biayanya. Anggarannya wah, tapi bangunannya tidak mewah. (FRIETQI SURYAWAN/RADAR JOGJA)
MAGELANG – Pembangunan rumah dinas (rumdin) ketua DPRD Kota Magelang senilai Rp 4,03 miliar mulai menampakkan bentuknya. Bangunan di Jalan Diponegoro Nomor 55 itu, saat ini sudah terpasang bagian atap. Sepintas bangunan rehab total tersebut tinggal tahap penyelesaian saja.
Ketua Apindo Kota Magelang Eddy Sutrisno menyayangkan bangunan rumah dinas itu tidak menggambarkan mahalnya biaya pembangunan. Salah satunya dilihat dari bagian atap yang hanya menggunakan genting biasa, bukan genting keramik glazur atau genting pres.
“Kalau melihat gentingnya yang hanya biasa seperti itu, pantasnya rumah dinas hanya bernilai Rp 1,5 miliar saja. Bukan Rp 4 miliar lebih. Mestinya gentingnya seperti kantor KPU yang ada di sebelah rumah dinas itu. Atau rumdin wakil wali kota yang sama-sama di jalan itu,” kata Eddy Kamis (29/11).
Eddy yang juga ketua FEDEP Kota Magelang itu mengaku sempat optimistis bangunan rumah dinas ketua dewan tersebut bakal mewah dan luxury. Melihat nilai bangunan yang fantastis. Mengingat, rumah-rumah yang ada di kawasan Gladiool dengan nilai rata-rata Rp 1 miliar- Rp 2 miliar termasuk tanah, memiliki bentuk yang sangat bagus.
“Ekspektasi saya langsung hilang melihat pilihan kualitas genting yang dipakai itu tipis, kurang kuat, dan kualitasnya hanya sedikit di atas genting tanah liat biasa,” tuturnya.
Eddy mengaku heran ketika Pemkot Magelang memilih genting kualitas biasa untuk bangunan tersebut, tetapi untuk pendingin ruangan malah tampak berlebihan. Hal itu dilihat dari pemakaian air conditioner (AC) yang harganya di atas Rp 10 juta per unit. Peranti elektronik ini bakal terpasang di semua kamar yang berjumlah tujuh buah.
“Tujuh kamar yang ada di rumah itu, termasuk kamar pembantu, memakai AC yang harganya Rp 11 juta. Itu mau berapa PK? Sedangkan di rumah sakit milik saya saja untuk kamar VIP ukuran 3×4 meter hanya butuh AC 0,5 PK dengan harga Rp 3 juta-Rp 4 juta,” ungkapnya.
Ia mengaku masih punya sejumlah data dari proyek tersebut yang dinilai terlalu mahal. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan aparat penegak hukum terkait temuan-temuan ini. Harapannya, mereka mencermati dan bisa mencegah sehingga tidak timbul kerugian negara.
“Saya tahu, TP4D (Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah) proyek itu adalah Polres Magelang Kota. Saya juga laporkan masalah ini ke mereka. Polisi mengaku tidak bisa berbuat apa-apa kalau menyangkut soal spek. Namun mereka berjanji akan mencermati,” katanya.
Seperti diketahui, meninggal dunianya Endi Darmawan pada 17 Juli 2017 membuat sesama kader PDIP yang saat itu menjabat Ketua Komisi C Budi Prayitno “naik pangkat” menjadi ketua DPRD Kota Magelang. Pelantikannya dilakukan 23 Oktober 2017 oleh ketua PN setempat. Rencananya, akhir tahun nanti bakal menempati rumah dinas yang telah dibongkar total dan sedang dibangun lagi dengan biaya Rp 4.033.288.000.
PT Permata Nirwana Nusantara menjadi kontraktor pelaksana dengan pelaksanaan 165 hari kalender. Pembangunan sudah dimulai 11 Juli lalu, dan diperkirakan selesai 22 Desember mendatang.
“Sejak mulai dibangun, ketua dewan tinggal di rumah pribadinya dengan mendapat tunjangan rumah sekitar Rp 7 juta per bulan. Nanti akan menempati rumah dinas setelah pembangunan selesai,” kata Sekretaris DPRD Indah Dwi Antari.
Sementara itu, menurut Kabag Umum Sekretariat DPRD Kota Magelang Wagiman, bagian atap atau genting tersebut sudah sesuai spesifikasi. “Gentingnya sudah sesuai spek. Termasuk warnanya memang seperti itu,” tandasnya. (dem/laz/zl/mg3)